Jayapura (Antara Papua) - Empat dari 14 kru dan penumpang helikopter Super Puma TNI AU luka berat yang diduga akibat benturan saat helikopter naas itu mendarat darurat, di pedalaman Papua, Jumat (28/11).
Keempat korban helikopter yang mengalami luka parah itu adalah Praka Gunawan kaki luka, Praka Ulil Amri patah pergelangan kaki kanan, Lettu Tek Rivo Gultom bahu kiri retak, dan Peltu Hadi bahu kanan retak dan bergeser.
Kepala Rumah Sakit Marthen Indey Kolonel CKM dr Gunawan Irianto, di Jayapura, Selasa, mengatakan, keempat korban beserta seluruh penumpang dan kru heli dalam kondisi stabil.
"Kami masih terus memantau kondisi mereka terutama keempat korban yang mengalami cidera berat," ujar dr Gunawan.
Dikatakan, rumah sakit yang dipimpinnya menyiagakan sembilan dokter dari berbagai keahlian untuk terus memantau para korban baik yang luka parah maupun tidak.
Sementara itu enam korban yang baru dievakuasi Selasa pagi mengalami demam akibat kedinginan dan trauma.
Gunawan mengatakan, secara keseluruhan kondisi mereka stabil.
Adapun nama-nama korban lainnya yakni crew heli yakni Mayor Pnb Apu Tarigan,Lettu Mega,Lettu Tek. Rivo Gultom dan Peltu Hadi.
Sedangkan 10 anggota Yonif 133 yang tergabung dalam satuan tugas pengamanan perbatasan yakni Sertu Nanang,Serda Arman,Praka Ulil, Praka Roy,Praka Gunawan,Praka Joko,Pratu Dino,Prada Andra,Prada Setya dan Prada Adi.
Helikopter Super Puma, Jumat (28/11) dalam penerbangannya dari Sentani menuju Kiwirok mengalami gangguan cuaca hingga dilakukan pendaratan darurat ditengah pedalamanan Papua.
Untuk mencapai lokasi heli, tim sar harus berjalan kaki selama tiga jam dari kampung Pending, yang masuk dalam Distrik Kiwirok, Kabupaten Pengunungan Bintang. (*)