Jayapura (Antara Papua) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua menyambut baik kehadiran Petralite sebagai bahan bakar jenis baru yang dikeluarkan Pertamina.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinssi Papua Bangun Manurung mengatakan bahwa petralite lebih ramah lingkungan dibanding premium.
"Hadirnya Petralite untuk pengurangan emisi memang lebih baik karena Premium sekarang ronnya 88, petralite kadar oktannya 90, meskipun mneurut Undang-Undang kalau kita mau betul-betul mengurangi emisi lebih baik RON 91," ujarnya di Jayapura, Selasa.
Diperkirakan Manurung, Pertamina belum akan menghadirkan Petralite ke Papua karena berbagai faktor.
"Produk ini baru di ujicoba di Jakarta, terkait kehadiran Petralite, untuk di Papua saya pikir belum untuk jangka waktu yang dekat karena masih harus menyiapkan infrastruktur dan sebaginya, serta tingkat konsumsinya tetntu akan dihitung juga," ucapnya.
"Jadi kalau pemikiran kami sepertinya dalam waktu dekat petralita belum hadir di Papua, khususnya di Jayapura, artinya masih tetap Premium," sambungnya.
Manurung menjelaskan, dengan tingkat komsumsi masyarakat Papua terhadap bahan bakar Premium, kondisi emisi di Papua masih jauh lebih bagus dibandingkan daerah lain di Indonesia. namun bila petralite bisa segera dihadirkan di Papua, ia menganggap kondisi lingkungan akan lebih terjaga.
"Kalau meihat konsumsi yang ada sekarang, artinya kalau kita melihat kualitas oksigen memang Papua masih bagus sekali ini karena tingkaat bahan bakar fosil dalam hal ini premium dibanding daerah lain di Indonesia masih sangat kecil sehingga dampak terhadap lingkungan tidak terlalu signifikan," tuturnya.
"Memang pemakaaian petralite lebih ramah lingkungan dibanding premium, kalau segeraa dihadirkan di Papua cukup baik."
Tapi, ucap Manurung, pasti nanti ada penyesuaian harga karenaa semua pasti ada kompensasinya, dan Pertaina juga ia anggap akan menghitung dari segi bisnis dan hal tersebut memerlukan waktu. (*)