Sentani (Antara Papua) - Maskapai penerbangan Aviation Mission Association (AMA) hingga kini terus mengoptimalkan pengoperasian 11 unit pesawat guna melayani penerbangan ke wilayah-wilayah pedalaman Papua.
Direktur AMA J.A Djarot Soetanto di Sentani, Kamis, mengatakan, dari 11 pesawat tersebut, sembilan unit yang rutin diterbangkan melayani penumpang ke pedalaman, sedangkan dua lainnya hanya sesekali terbang karena bahan bakarnya menggunakan avigas.
Ada tiga type pesawat yang dioperasikan AMA type Pilatus yang khusus terbang ke daerah terpecil dengan landasan pacu pendek sekitar 300 meter, dan type Caravan serta PAC.
Untuk melayani masyarakat, kata Djarot, bisa dengan carteran dan ada juga pelayanan `to fly` artinya masyarakat membeli sejumlah penerbangan untuk sembilan orang dan dibagi-bagi.
Terkadang, katanya, masyarakat yang mau naik pesawat cukup banyak dan mereka tidak mau antre sehingga pihaknya memberlakukan antre agar lebih tertib.
Menurut Soetanto yang juga mantan Kepala BPS Provinsi Papua, pelayanan AMA juga sering terkendala cuaca, dan ada batasan waktu yang diberikan untuk terbang.
"Penerbangan kita kadang terganggu cuaca, lalu yang kedua itu pembatasan atau `slot time` yang diberikan hanya tiga kali dalam sehari," ujarnya.
Jadi, kata dia, ada pembatasan penerbangan karena lalulintas penerbangan sudah cukup padat.
Untuk pengoperasian 11 pesawat tersebut, AMA mempekerjakan 13 pilot yang sebagian besar warga negara asing seperti Belanda, Swiss, Amerika, Kanada, Yunani, Spanyol dan Prancis.
"Pilot kita itu sekarang kebanyakan dari luar Indonesia, kalau dari Indonesia yang sudah pilot itu dua orang namun masih dalam proses training," katanya. (*)