Jayapura (Antara Papua) - Produksi ubi kayu Provinsi Papua sesuai angka ramalan (Aram) I 2015 diperkirakan sebanyak 39.830 ton umbi basah (UB), turun 5.682 ton atau sekitar 12,48 persen dibandingkan tahun 2014 yang tercatat 45.512 ton UB.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Didik Koesbianto, di Jayapura, Sabtu, mengatakan penurunan produksi diperkirakan karena menurunnya luas areal panen sebesar 448 hektare atau sekitar 12,01 persen.
"Penurunan produksi ini juga disebabkan karena penurunan produktivitas sebesar 0,65 kuintal per hektare atau sekitar 0,53 persen," katanya.
Didik menuturkan persentase penurunan produksi ubi kayu di Papua pada 2015 berbanding berbalik dengan produksi nasional yang mengalami peningkatan sebesar 2,28 persen.
"Kontribusi produksi ubi kayu Papua pada 2015 sebesar 0,17 persen terhadap produksi ubi kayu nasional," ujarnya.
Menurut dia, kontribusi produksi ubi kayu wilayah luar Jawa sebesar 54,06 persen dan kontribusi produksi ubi kayu wilayah Jawa sebesar 45,94 persen.
"Berdasarkan Angka Ramalan I pada 2015, provinsi penghasil ubi kayu terbesar adalah Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Timur, Papua menempati urutan ke-27 setelah Kalimantan Utara," katanya.
Dia menambahkan kontribusi produksi ubi kayu Papua tahun 2015 sedikit menurun dibanding pada 2014, yaitu dari 0,19 persen menjadi 0,17 persen. (*)
Berita Terkait
Distrik Samofa Biak masuk fokus penanganan stunting anak pada 2024
Minggu, 28 April 2024 13:54
Trafik Internet di Wilayah Maluku dan Papua naik 8,55 persen
Selasa, 23 April 2024 18:26
Hiswana Migas: Pencapaian BBM Satu Harga Papua capai 98 persen
Senin, 22 April 2024 15:11
Pemkot Jayapura: 87 persen ASN masuk kerja setelah libur lebaran
Selasa, 16 April 2024 15:29
Pemkab Biak realisasikan bayar THR ASN-PPPK 100 persen
Selasa, 9 April 2024 19:33
Bandara Sentani: Jumlah penumpang masa libur Lebaran 2024 naik 8 persen
Rabu, 3 April 2024 17:37
Perum Bulog Papua: Penyaluran beras pemerintah tahap I capai 62,54 persen
Selasa, 2 April 2024 19:50
Kantor Pos Jayapura: Penyaluran BLT 13 daerah capai 83 persen
Minggu, 31 Maret 2024 13:43