Jayapura (Antara Papua) - Distribusi biskuit sekolah dari Kementerian Kesehatan di Kabupaten Asmat, Papua terkendala pendangkalan sungai saat kemarau sehingga kapal cepat (speedboat) tidak bisa lewat.
"Beberapa sungai mengalami kekeringan sehingga 25 sekolah dasar di dua distrik di Asmat tidak bisa dijangkau," kata Wendry Ronal Manguntu, anggota tim logistik lokal yang bertugas mendistribusikan biskuit sekolah di Kabupaten Asmat, ketika dikonfirmasi dari Jayapura, Selasa.
Ia mengatakan, sebanyak lima ribu lebih karton biskuit sudah tiba di Asmat, dan siap didistribusikan ke sekolah-sekolah.
"Namun, melihat kondisi lapangan saat ini tidak semua biskuit didistribusikan ke seluruh sekolah yang berada di Kabupaten Asmat karena kemarau panjang melanda wilayah pesisir Selatan Papua," katanya.
Dia mengatakan 25 dua puluh lima sekolah itu berada di Distrik Suator dan Distrik Sawaerma, Kabupaten Asmat belum bisa dikirim biskuit.
"Di Distrik Sawaerma ada beberapa kampung yang SD-nya tidak bisa dijangkau di antaranya Kampung Moor dan Kampung Kmoor, kedua kampung itu hanya bisa dijangkau dengan transprotasi sungai," katanya.
Sementara di Distrik Suator, kampung-kampung yang tidak bisa dijangkau adalah Kampung Kubis, Kampung Mabul, Wagangu, dan Kampung Koutukongu.
Wendry mengatakan, jumlah karton biskuit sekolah yang didistribusikan di Kabupaten Asmat sebanyak 5.424 karton untuk 190 SD.
Dengan demikian, hingga kini baru 25 sekolah dasar di Distrik Agats, Distrik Atsy dan Dsitrik Pantai Kasuari yang dijangkau untuk pendistribusian biskuit sekolah.
Ia menambahkan, walaupun beberapa sekolah belum terdistrubusi karena kemarau, kata dia, tetapi dengan adanya bantuan biskuit sekolah itu, guru senang mendapat bantuan makanan tambahan.
Kabupaten Asmat hanya bisa di jangkau dengan menggunakan transportasi udara dan air. Hampir semua distrik hanya bisa dijangkau dengan speedboat. (*)