Timika (Antara Papua) - Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) melalui Biro Ekonomi Suku Dani mendukung penuh keinginan warga untuk menggeluti budidaya perikanan yang cukup menjanjikan keuntungan di Timika, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.
Kepala Biro Ekonomi Suku Dani LPMAK Willem Wakerkwa di Timika, Senin, mengatakan sejak 2007 Biro Dani LPMAK membina sejumlah kelompok swadaya mandiri (KSM) di bidang budidaya perikanan air tawar.
Lokasi budidaya ikan air tawar beberapa KSM binaan Biro Ekonomi Suku Dani LPMAK itu berada di kawasan bendungan samping Bandara Mozes Kilangin Timika, Jalan Sosial, Kelurahan Kebon Sirih Timika.
Dari sejumlah KSM itu, kata Willem, satu KSM milik Matius Elosak kini sudah bisa mandiri.
"Kami melihat prospek usaha mereka sangat menjanjikan. Karena itu sejak 2007 kami membantu kelompok-kelompok ini dengan dana bergulir dengan kisaran Rp5 juta hingga Rp30 juta per kelompok," jelas Willem.
Kelompok-kelompok yang mendapat bantuan dana bergulir itu, katanya, setiap tahun dievaluasi. Kelompok-kelompok tersebut wajib memiliki simpanan uang di bank yang merupakan sisa hasil keuntungan usaha.
"Kalau usahanya jalan bagus, ada tabungan di bank, kita tetap berikan bantuan. Tapi kalau usahanya macet, tidak ada tabungan, bantuan akan dihentikan karena masih banyak orang lain yang membutuhkan perhatian dari lembaga," jelas Willem.
Menurut dia, bantuan yang diberikan LPMAK kepada kelompok-kelompok usaha warga tersebut untuk meningkatkan kemandirian ekonomi keluarga. Selain itu guna merangsang kreativitas warga dalam mengembangkan usaha.
Hingga kini, tercatat terdapat 297 KSM di Mimika yang mendapat bantuan dana bergulir dari LPMAK melalui Biro Ekonomi Suku Dani. Dari ratusan KSM tersebut, yang ditingkatkan menjadi kelompok Pengembangan Ekonomi Mandiri (PEM) hanya 14 kelompok.
Kelompok-kelompok PEM tersebut bergerak di bidang usaha peternakan babi, industri rumah tangga dan perikanan.
Salah satu warga binaan Biro Ekonomi Suku Dani LPMAK Matius Elosak mengaku sangat bersyukur mendapat perhatian dari LPMAK dalam menunjang usaha budidaya ikan air tawar di lokasi bendungan samping Bandara Mozes Kilangin Timika.
"Semua yang saya miliki ini berkat bantuan LPMAK. LPMAK sudah menolong saya dari tidak punya apa-apa, tapi kini sudah bisa mandiri," kata Matius.
Matius menggeluti budidaya ikan air tawar dengan pola keramba jaring apung sejak awal tahun 2000-an.
Lelaki beranak tiga yang menyelesaikan pendidikan SD hingga SLTA di Wamena itu mengaku merantau ke Timika karena ingin mencari pekerjaan.
"Sampai di Timika saya tidak tahu mau kerja apa. Saya lalu berinisiatif membuat petakan keramba untuk memelihara ikan setelah menonton siaran di televisi," tutur Matius.
Tanpa modal
Matius mengatakan pada awalnya petakan keramba ikan dikerjakannya seorang diri, tanpa bantuan orang lain.
"Pagar keliling ini saya kerjakan sendiri saja. Saya tidak punya modal untuk ongkos tukang," ujarnya.
Setelah kolam keramba tersebut rampung, Matius memasukan bibit ikan mujair ke dalam keramba miliknya untuk dibesarkan. Selain itu, ia juga mencari bibit ikan ke mana-mana, bahkan dengan memasukan permohonan ke instansi terkait di Pemkab Mimika dan Department Social & Local outreach Development PT Freeport Indonesia.
"Waktu itu, saya belum tahu kalau LPMAK ada program dana bergulir untuk kelompok usaha. Saya mendapat informasi dari teman-teman bahwa ada program seperti itu. Lalu, saya memasukan permohonan ke LPMAK melalui Biro Ekonomi Suku Dani untuk mendapatkan bantuan modal usaha," ujar Matius.
Melihat kesungguhan Mathius untuk berusaha, LPMAK melalui Biro Ekonomi Suku Dani akhirnya menyetujui pemberian bantuan modal usaha melalui sistem dana bergulir.
Tahap pertama pada tahun 2007, Mathius mendapatkan bantuan modal usaha sebesar Rp10 juta.
"Modal itu saya pakai untuk beli kayu untuk membuat petakan keramba, jaring dan bibit ikan Saya tidak pernah menggunakan uang yang diberikan oleh LPMAK untuk foya-foya, tapi saya pergunakan sesuai arahan yang mereka berikan," ujarnya.
Berbekal bantuan permodalan dari LPMAK melalui Biro Ekonomi Suku Dani itu, Matius terus memperluas petakan keramba miliknya. Kini petakan keramba ikan miliknya sudah mencapai lebih dari 30 dengan jumlah ikan mencapai ribuan ekor seperti ikan mas (karper), ikan nila dan ikan mujair.
Ketekunan Matius untuk menggeluti usaha budidaya ikan keramba membuahkan hasil.
Dari profesi itu, kini dia sudah memiliki sebuah rumah beton permanen. Penghasilan dari jualan ikan yang diproduksi dari keramba miliknya bahkan sudah dapat membiayai kebutuhan hidup keluarganya.
Ia menuturkan, ikan produksi keramba miliknya dijual bervariasi sesuai jenis dan ukurannya.
"Ikan nila saya jual Rp80 ribu per kilo, sedangkan ikan mas lebih mahal sampai Rp180 ribu per kilo. Saya punya langganan khusus dengan beberapa rumah makan di Timika," ujar Matius.
Menurut dia, proses pembesaran ikan melalui pola keramba jaring apung membutuhkan waktu sekitar tiga hingga enam bulan baru bisa dijual. Perkembangan bobot ikan peliharaannya juga bergantung pada kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan.
"Persoalan utama yang kami hadapi yaitu harga pakan ikan di pasaran Timika sangat mahal. Harga pakan satu karung (isi 50 kg) di Timika sekarang Rp350 ribu-Rp370 ribu. Beruntung, saya dibantu modal dan juga pakan ikan dari LPMAK. Tapi ada kalanya saya terpaksa harus beli sendiri," ujar Matius.
Meski menghadapi berbagai tantangan dalam menggeluti usaha budidaya ikan keramba jaring apung tersebut, Matius bertekad untuk terus melakoni usaha tersebut.
"Saya sudah mencintai pekerjaan ini. Kalau saya kerja usaha yang lain, rasanya ganjil. Saya berharap semakin banyak anak-anak asli Papua terutama dari Suku Dani yang bisa menggeluti usaha ini. Saya siap membagi ilmu ke mereka, yang terpenting mereka mau tekun bekerja," ujarnya. (*)
Berita Terkait
Koops TNI Habema: Masyarakat Homeyo telah kembali dari pengungsian
Minggu, 19 Mei 2024 11:27
DKP Papua tingkatkan pemberdayaan ekonomi nelayan OAP di Biak Numfor
Minggu, 19 Mei 2024 7:44
28 atlet NPCI Jayapura ikuti seleksi renang menuju Peparnas XVII
Sabtu, 18 Mei 2024 23:55
Dispar harap Festival Budaya Biak jadi daya tarik wisatawan
Sabtu, 18 Mei 2024 23:53
Dishub Jayapura siapkan kapal wisata dukung aktivasi pariwisata
Sabtu, 18 Mei 2024 23:48
DLH Mimika minta seluruh masyarakat peduli jaga kebersihan lingkungan
Sabtu, 18 Mei 2024 23:45
Pemkab Jayapura minta PMI tingkatkan strategi pelayanan donor darah
Sabtu, 18 Mei 2024 23:43
Dishub Kota Jayapura siapkan Rp1 miliar perbaiki fasilitas Terminal Mesran
Sabtu, 18 Mei 2024 23:39