Jayapura (Antara Papua) - Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Provinsi Papua menemukan 17 kasus penyakit kaki gajah (filariasis) melalui pemeriksaan darah yang dilakukan kepada warga Koya Tengah, Distrik Muara Tami pada Oktober 2016.
"Hasil pemeriksaan darah yang kami lakukan pada Oktober lalu, awalnya di Koya Tengah, Distrik Muara Tami ditemukan 17 kasus kaki gajah," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura Arif Dwi Darmanto, di Jayapura, Jumat
Menurut dia, 17 kasus yang ditemukan merupakan gejala mikrofilaria yang nantinya menuju penyakit kaki gajah, tetapi belum menunjukkan gejala klinis sehingga harus diobati supaya tidak menjadi besar.
"Selain Koya Tengah, ada beberapa tempat di Kota Jayapura juga ditemukan warga dengan penyakit kaki gajah, seperti di Abepura, Tanjung Ria, APO Jayapura, akan tetapi jumlahnya tidak terlalu banyak," ujarnya lagi.
Pihaknya menentukan beberapa daerah itu termasuk Koya Tengah sebagai endemis penyakit kaki gajah karena ada salah satu atau beberapa orang yang terjangkit penyakit kaki gajah.
"Jadi wajib obat kaki gajah diminum karena penularannya lewat semua nyamuk, dengan demikian perlu diwaspadai," katanya lagi.
Di Kota Jayapura, Dinkes setempat masih terus melaksanakan minum obat bersama kaki gajah selama lima tahun.
"Sosialisasi minum obat kaki gajah massal sudah dilakukan melalui media massa cetak maupun elektronik," ujarnya pula.
Pengobatan
Dinkes Kota Jayapura masih melakukan pengobatan penyakit kaki gajah itu dengan minum obat secara massal.
"Sebetulnya pelaksanaan bulan eliminasi kaki gajah ini dilakukan pada 1-31 Oktober 2016 namun untuk mencapai cakupan atau persentasenya lebih banyak, maka kami masih melaksanakan pengobatan kaki gajah sampai November ini," kata Kepala Dinkes Jayapura Arif Dwi Darmanto pula.
Menurut Arif, pihaknya masih terus melakukan minum obat kaki gajah secara massal karena Kota Jayapura termasuk salah satu daerah endemis penyakit kaki gajah.
"Jadi kami laksanakan minum obat massal kaki gajah selama lima tahun berturut-turut setiap Oktober dan ini sudah memasuki tahun kedua," ujarnya lagi.
Dia mengatakan, hingga kini cakupan warga yang minum obat kaki gajah kurang lebih sudah mencapai 60 persen dari 400 ribu lebih penduduk Kota Jayapura.
"Memang pada Oktober kemarin seluruh puskesmas serentak melakukan pengobatan massal penyakit kaki gajah ini," ujarnya pula.
Ia menambahkan, pada Oktober lalu pihaknya memanfaatkan hari-hari besar nasional untuk melaksanakan kegiatan minum obat kaki gajah secara massal.
"Seperti tanggal 1 Oktober pada Hari Kelahiran Pancasila, para petugas puskesmas memanfaatkan event ini dengan mendatangi lokasi peringatan dengan membagikan obat kaki gajah untuk diminum secara massal," ujarnya pula.
"Setelah membagikan obat, petugas langsung menyuruh untuk diminum di tempat itu, mengingat obat tersebut diminum selama satu tahun," katanya. (*)

