Keerom (Antaranews Papua) - Satgas Yonif Para Raider 501 Kostrad menggelar patroli kesehatan dari rumah ke rumah di Kampung Pitewi, Distrik Arso, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setempat, pada Minggu (3/6).
Komandan Satgas Yonif Para Raider 501 Kostrad Letkol Inf Eko Antoni Chandra L. mengatakan selain bertugas menjaga dan mengamankan patok batas negara, pasukannya juga harus bisa memberikan sesuatu yang berarti bagi masyarakat di kawasan perbatasan dalam wilayah Papua.
Patroli kesehatan itu merupakan bagian dari upaya membantu program Pemerintah Republik Indonesia yang dicanangkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, yakni Indonesia terbebas malaria tahun 2030.
"Kami sengaja memilih hari libur untuk melakukan pemeriksaan dari rumah ke rumah dengan harapan ketika hari libur banyak warga yang tidak bekerja diluar, sehingga memudahkan pihak Satgas untuk melakukan pemeriksaan dan pendataan," ujarnya.
Patroli kesehatan itu dimulai sejak pukul 08.00 WIT, dan beberapa personel kesehatan Pos Pitewi membawa satu set peralatan kesehatan mulai berkeliling mendatangi rumah rumah warga di Kampung Pitewi untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.
Pemeriksaan yang dilakukan diantaranya pengecekkan tekanan darah, memberikan pengobatan terhadap warga yang terindikasi malaria, memberikan pengobatan terhadap warga yang sedang menderita sakit, serta memberikan konsultasi kesehatan kepada warga agar kesehatannya menjadi lebih baik lagi.
Pada kegiatan tersebut, Satgas 501 Kostrad mendatangi 10 rumah warga dan memberikan pengobatan terhadap 2 orang warga yang menderita demam tinggi dan terindikasi malaria, 2 orang warga yang mengalami infeksi luka, dan seorang warga yang menderita hipertensi.
Dari kegiatan yang dilakukan rutin setiap sebulan sekali itu, Satgas 501 berharap dapat meningkatkan kualitas kesehatan warga yang berada di Kampung Pitewi.
Antusiasme warga Kampung Pitewi sangat luar biasa. Bahkan personel kesehatan Pos Pitewi sering dipanggil dengan sebutan "Bapak Mantri" oleh kebanyakan warga.
Panggilan "bapak mantri" diberikan kepada personel Satgas karena warga Kampung Pitewi telah menganggap personel kesehatan Pos Pitewi sebagai dokter mereka yang siap memberikan pelayanan kesehatan tanpa dipungut biaya.
Marthias, seorang warga yang terindikasi malaria mengucapkan terima kasih banyak kepada bapak mantri Pos Pitewi karena telah membantu mengobati penyakit malaria yang sedang dideritanya.
Marthias menganggap panas deman yang ia rasakan selama 2 hari hanya sekedar sakit demam biasa, namun setelah dilakukan pemeriksaan menggunakan Rapid Diagnostic Test (RDT), ternyata Marthias menderita penyakit malaria.
"Saya kira hanya demam biasa, ternyata malaria," ujar Marthias.
Untuk diketahui RDT adalah alat yang sering digunakan dalam dunia kesehatan untuk memeriksa seseorang apakah orang tersebut terjangkit malaria atau tidak. (*/adv)