Jayapura (Antaranews Papua) – Tim gabungan TNI/Polri memastikan jenazah yang dievakuasi dari kawasan gunung Tabo, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua, bernama Matius Palinggi, salah satu pekerja PT Istaka Karya, yang menjadi korban pembunuhan kelompok kriminal bersenjata (KKB) pada Minggu (2/12).
"Kepastian itu diperoleh setelah anggota (TNI-Polri) melakukan pencocokan dengan identitas yang dimiliki PT Istaka Karya serta keterangan lainnya," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Kamal di Jayapura, Senin.
Dia mengatakan jenazah Matius Palinggi ditemukan pada Minggu (9/12) sekitar 500 meter dari lokasi ditemukannya belasan jenazah lainya yang merupakan rekan-rekan kerja di PT Istaka Karya.
Pada Senin pagi (10/12) jenasah tersebut dievakuasi dari wilayah Distrik Yigi ke Distrik Mbua, kemudian diangkut menggunakan helikopter ke Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya.
"Saat ini jenasah korban KKB itu sudah berada di RSUD Wamena," ujarnya.
Dengan ditemukannya jenasah Matius Palinggi, tercatat 17 orang meninggal akibat dibunuh KKB, termasuk satu orang staf BBPJN Wilayah XVIII Papua.
Ketika ditanya tentang pencarian terhadap empat karyawan PT.Istaka yang masih dilaporkan hilang, Kamal mengatakan tim gabungan masih melakukan pencarian dengan menyusuri kawasan di sekitar gunung Tabo.
Keempat karyawan PT Istaka Karya itu yaitu Rikki Kardo Simanjuntak, Petrus Ramli, M.Ali Akbar, dan Hardi Ali.
Kamal menambahkan, saat melakukan evakuasi terhadap seorang jenazah karyawan PT Istaka Karya itu, tim gabungan TNI-Polri menemukan tiga pekerja bangunan yang melarikan diri saat insiden pembenuhan massal itu, dan kini telah berada di pos Yigi.
Ketiga warga sipil yang mengerjakan pembangunan balai desa itu yakni Petrus Tondi (42), Toding Allo (20), dan Saputra (26).
Adapun nama 17 jenazah korban KKB di Distrik Yall, Kabupaten Nduga yakni Agustinus T, Jefry Simaremare, Carly Zatrino, Alpianus, M. Muh. Agus, Fais Syahputra, Yousafat, Aris Usi, Yusran, Dino Kondo, Markus Allo, Efrandy Hutagaol, Matius Palinggi, Anugrah Tolu, Emanuel Beli Naikteas dan Daniel Karre.