Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan terdapat delapan orang meninggal dunia dalam aksi massa bertajuk "people power" sejak 21 Mei 2019.
"Dan ini menangkis kesimpangsiuran banyak korban meninggal. Yang benar dari RS yang kita kelola delapan orang," kata Anies usai meninjau kegiatan bersih-bersih di area Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan data delapan meninggal itu valid per pukul 11.00 WIB, Kamis.
"Saya tegaskan kemarin belum kami sebutkan nama karena kita tidak ingin keluarga korban mengetahui sebelum diberitahu secara resmi," katanya.
Delapan nama korban meninggal di antaranya Farhan Savero dari Depok, Raihan Fajari (Tanah Abang), Abdul Aziz (Pandeglang), Bahtiar Hamzah (Batu Ceper Tangerang), Adam Nurian (Jembatan Lima), Widiyanto Rizki Ramadhan (Kemanggisan), Sandro dan satu laki-laki tanpa nama.
Selain korban meninggal, Anies mengatakan terdapat 737 orang mendapat penanganan kesehatan di berbagai rumah sakit.
Jenis diagnosis korban terbanyak, kata dia, nontrauma 93 orang, luka berat 79, luka ringan 462 dan 96 belum ada keterangan.
Secara usia, lanjut dia, 294 orang korban adalah usia 20-29 tahun. Dan 170 anak di bawah usia 19 tahun. "Anak-anak muda cukup banyak."
"Semua proses percayakan polisi penyelidikan data ada di RS. Seluruh masyarakat terus waspada karena aksi damai berjalan dengan baik. Ada pihak yang melakukan kericuhan harus kita pantau," katanya.