Timika (ANTARA) - Kepolisian Resor Mimika, Papua mengerahkan sekitar 250 personel untuk mengamankan kegiatan pawai takbir (takbiran keliling) menyambut hari raya Idul Fitri 1440 Hijriah pada Selasa (4/6) malam.
Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto di Timika, Senin, mengatakan jajarannya sudah menggelar rapat koordinasi dengan Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Mimika soal rencana menggelar pawai takbir keliling Kota Timika.
Kegiatan tersebut akan dipusatkan di Lapangan Timika Indah dan selanjutnya peserta pawai akan melakukan pawai takbir mengelilingi Kota Timika dengan rute yang lebih pendek.
"Kami berharap di tengah euforia atau gegap gempita merayakan hari kemenangan melalui pawai takbir keliling tapi tidak meninggalkan residu permasalahan baik yang dilakukan oleh individu maupun kelompok. Peserta diimbau untuk tetap mematuhi aturan, tidak menggunakan kendaraan roda dua karena lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya, tidak menggunakan knalpot bising yang dapat mengganggu ketenangan warga," imbau AKBP Agung.
Jajaran Polres Mimika, katanya, akan mengawal penuh kegiatan pawai takbir keliling tersebut .
Kapolres mengharapkan umat muslim sebaiknya menggelar takbiran di tempat masing-masing seperti di mushola, masjid dan pemukiman warga.
Selain pengamanan malam takbiran, Polres Mimika dibantu oleh komunitas warga Mimika lainnya seperti Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Pemuda Gereja-gereja juga akan mengamankan pelaksanaan shalat Ied pada Rabu (5/6) pagi di Lapangan Timika Indah dan sejumlah tempat lainnya di Kota Timika.
Kapolres mengakui kebersamaan dan toleransi antarpemeluk agama di Mimika sangat terjaga dengan baik.
"Di Mimika potret kebersamaan dan rasa toleransi antarumat beragama itu sangat bagus. Saat Natal dan Paskah yang membantu pengamanan di gereja-gereja itu adalah Pemuda-Remaja Masjid. Sebaliknya saat Idul Fitri dan Idul Adha, yang membantu pengamanan itu adalah para pemuda dari berbagai denominasi gereja," ujarnya.
Potret kebersamaan seperti itu, katanya, perlu terus dilestarikan dan ditularkan ke daerah-daerah lain di Indonesia sehingga semboyan Bhinneka Tunggal Ika benar-benar terpatri dalam lubuk sanubari setiap warga Indonesia.