Jayapura (ANTARA) - Para pelajar SMK Urfas dan SMAN 1 Waropen dibekali wawasan kebangsaan melalui program pembinaan teritorial (Binter) terpadu oleh Kodim 1709/Yawa yang bekerja sama dengan Kesbangpol Pemkab Waropen, Papua.
Pasiter Kodim 1709/Yawa Lettu Inf Masngudi ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Selasa malam mengatakan kegiatan tersebut digelar sejak Senin (11/11/2019).
"Diharapkan kegiatan ini dapat menghasilkan generasi muda yang berwawasan kebangsaan, memiliki rasa nasionalisme dan berjiwa patriot," katanya.
Karena dampak kemajuan tekhnologi dan informasi saat ini, kata dia, mampu mempengaruhi perilaku dan karakter para pelajar sebagai bagian strategis bangsa ini.
"Sebab, ditangan merekalah kelangsungan hidup Bangsa Indonesia di masa depan. Untuk itu, para pelajar di Waropen kami dorong agar lebih giat lagi dalam menuntut ilmu, lebih aktif dalam menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi," katanya.
Namun, lanjut dia, dalam menggunakan teknologi harus selalu bijak dalam mengaplikasikannya, sehingga tidak disalahgunakan atau dipakai untuk hal negatif, tetapi digunakan untuk hal yang positif.
"Karena negara kita ini, sangat kaya akan sumber daya alamnya, sehingga memerlukan orang-orang yang cerdas dengan tangan-tangan terampil dan memiliki wawasan kebangsaan serta berjiwa rela berkorban dalam mengelolanya," kata Masngudi.
Sementara itu, Kakesbangpol Waropen Yohanis Tanati yang juga bertindak sebagai pembawa materi dalam kegiatan sosialisasi tersebut, selain Pasiter Kodim 1709/Yawa Lettu Inf Masngudi mengatakan wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya.
"Dengan mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," katanya.
Untuk dapat menguasai wawasan kebangsaan itu, kata dia, hendaknya para siswa perlu mendalami 4 pilar kebangsaan, yaitu dengan membaca dan memahami UUD 1945, mengamalkan nilai-nilai Pancasila, pahami kebhinnekaan bangsa dan bekerja sama diantara kita yang berbeda suku, agama, ras dan adat-istiadat (SARA) serta mendukung persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Empat pilar inilah yang memberikan kita semua penguatan soal wawasan kebangsaan, sehingga perlu dipahami, dipedomani, dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari," katanya.