Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah akan terus memantau dampak harga minyak dunia yang turun dari 60 dolar AS menjadi kisaran 30 dolar AS per barel terhadap penerimaan negara dalam APBN.
“Seluruh postur APBN saya tidak akan berkomentar. Kita masih akan melihat seluruh perkembangan karena saya tidak mau melihatnya sepenggal-sepenggal,” katanya di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin.
Sri Mulyani menyatakan anjloknya harga minyak dunia akan berpengaruh pada pelemahan harga, penurunan volume produksi, dan nilai tukar rupiah.
“Meski sekarang nilai tukar semakin mendekat ke nilai asumsi tapi dari sisi harga dan produksi pasti jauh di bawah APBN. Kita lihat nanti pengaruhnya ke APBN dalam setahun ini sekaligus membuat proyeksi 2021,” ujarnya.
Sri Mulyani mengatakan pihaknya akan segera membentuk formulasi stimulus untuk menunjang penerimaan negara yang pasti tertekan akibat harga minyak maupun pelemahan kondisi perekonomian global.
“Kita akan formulasikan stimulus ekonomi yang sedang lemah tapi di sisi lain kita juga lihat dari penerimaan karena pasti tertekan akibat harga minyak, kondisi ekonomi melemah, dan sebagainya,” katanya.
Ia menyatakan dinamika harga dan pasar minyak dunia akibat Rusia menolak usulan pengurangan produksi curam OPEC untuk menstabilkan harga itu harus terus diperhatikan.
“Dinamika harga minyak dan pasar minyak dunia ini salah satu yang harus kita perhatikan sangat serius,” ujarnya.
Menurutnya, penurunan harga minyak itu memberikan dua dampak berlawanan yaitu sebagai stimulus yang tidak membebani negara pengimpor sekaligus menimbulkan ketidakpastian pasar modal.
“Ini menjadi salah salah bentuk positif dalam artian menjadi stimulasi, tidak membebani. Tapi di sisi lain ini juga menjadi bentuk ketidakpastian yang lebih besar terhadap capital market,” katanya.
Sementara itu, Sri Mulyani menyebutkan pemerintah terus melihat dari berbagai aspek terkait anjloknya harga minyak tersebut bagi Indonesia seperti untuk Pertamina yang akan diuntungkan karena biaya impor lebih murah.
“Kita lihat dari berbagai aspek karena selama ini impor minyak kita cukup besar berarti penurunan harga minyak merupakan sesuatu yang menjadikan penurunan beban Pertamina mengimpor. Itu saya harap akan terlihat dalam neraca Pertamina,” katanya.
Berita Terkait
Pemerintah resmi naikkan tarif PPN menjadi 11 persen
Jumat, 1 April 2022 6:56
Sri Mulyani apresiasi BRI menggarap potensi usaha ultra mikro
Rabu, 16 Februari 2022 18:26
Menkeu Sri Mulyani: Defisit APBN menurun hingga 3,29 persen pada Oktober
Selasa, 16 November 2021 13:17
Menkeu Sri Mulyani: Pengelolaan keuangan daerah belum efisien dan efektif
Senin, 13 September 2021 14:11
Menkeu Sri Mulyani sebut pemda belum optimalkan TKDD untuk pembangunan
Senin, 13 September 2021 14:00
Menkeu Sri Mulyani sebut 96,5 juta dosis vaksin COVID-19 telah disuntikkan
Senin, 30 Agustus 2021 13:54
Menkeu: Dana pendidikan mencapai Rp500 triliun beberapa tahun terakhir
Rabu, 4 Agustus 2021 11:25
Pemerintah tambah dana Kartu Prakerja Rp10 triliun menjadi Rp30 triliun
Minggu, 18 Juli 2021 6:36