Wamena (ANTARA) - Tingkat okupansi hotel di wilayah Pegunungan Tengah Provinsi Papua, khususnya Kabupaten Jayawijaya, anjlok hingga nol persen karena adanya COVID-19.
Pengelola Hotel Baliem Pilamo di Jayawijaya, Yulinda Candra Korwa melalui sambungan telepon di Wamena, Rabu, mengatakan tingkat hunian tamu menurun akibat tidak ada turis yang masuk ke Wamena.
"Sejak adanya corona, betul-betul tidak ada tamu sama sekali. Okupansi kita presentasenya langsung nol," katanya.
Ia menjelaskan anjloknya tingkat okupansi di Hotel Baliem Pilamo sudah mulai terasa saat terjadinya kerusuhan di Wamena pada pertengahan September 2019.
Saat itu, jumlah hunian turun menjadi 15 persen, lalu turun lagi 10 persen, lima persen dan berubah menjadi nol saat COVID-19 mulai masuk ke Provinsi Papua.
"Sejak corona, kami punya karyawan sekitar 50-an lebih semua dirumahkan karena jelas kami tidak bisa bayar gaji, tidak ada gaji. Paling yang tinggal hanya security dan koki karena tetap harus jaga hotel," katanya.
Ia berharap situasi ini segera berakhir atau tidak berlangsung lebih lama lagi karena pemasukan yang kurang dampaknya sangat terasa kepada manajemen dan juga karyawan.
"Kalau berlangsung lebih lama lagi, saya sudah tidak tahu bagaimana nasib karyawan kami, mungkin hanya satu-dua bulan mereka bisa bertahan," katanya.
Meski demikian, pihaknya mendukung upaya pemerintah daerah dalam mencegah masuknya COVID-19 ke wilayah itu melalui penutupan akses penerbangan penumpang maupun jalan darat.
"Kalau mereka buka penerbangan, berarti kita izinkan virus masuk dan kita tidak mau itu terjadi, sehingga kita ikut saja pemerintah karena mereka tahu yang terbaik buat kita," katanya.
Dengan situasi ini, pihaknya juga tidak bisa membayar pajak maupun retribusi daerah dan persoalan ini akan disampaikan kepada pemerintah daerah.
"Harapan saya kredit investasi juga bisa dapat keringanan penundaan karena kami tidak bisa bayar cicilan," kata Yulinda.