Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI mengajak seluruh masyarakat di Tanah Air untuk terus menebarkan pesan-pesan positif terkait COVID-19 serta harus optimis dalam bersatu melawan pandemi tersebut.
"Kita harus mengkampanyekan positif knowledge atau menebar pesan-pesan yang positif. Pilarnya ialah harus optimis dan selalu optimis," kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Kominfo Prof Dr Widodo Muktiyo saat diskusi daring terkait "Dua Bulan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19" di Jakarta, Rabu.
Kondisi pandemi COVID-19 harus dihadapi dengan berpikir yang baik-baik serta tidak menyalahkan siapapun. Kemudian melakukan disiplin diri termasuk dalam menggunakan media sosial serta bergotong royong antarsesama.
"Kita hapus dulu ego masing-masing sebab kita hanya punya satu musuh bersama yakni corona. Jadi jangan salahkan siapa-siapa apalagi antarsesama kita," ujarnya.
Selain menebarkan pesan-pesan positif, pada hakikatnya negara hadir dan serius menjadi pemimpin untuk dapat segera menyelesaikan persoalan COVID-19 bersama-sama dengan masyarakat.
Sehingga membangun partisipasi masyarakat untuk ikut segala protokol-protokol yang sudah ditetapkan oleh pemerintah menjadi salah satu hal penting saat ini.
"Makanya di dalam komunikasi publik ini, orkestrasinya harus kita bangun dimana masing-masing kita memiliki bagian dan harus berperan dalam satu lagu bersatu melawan COVID-19," ujar dia.
Apalagi mengingat permasalahan COVID-19 masih berkejaran dengan waktu, sebab jika satu orang terdampak maka penanganan penyelesaiannya ialah minimal setengah bulan, tidak bisa langsung selesai.
Ia mengimbau masyarakat untuk menyadari hal tersebut secara bersama-sama termasuk dengan memiliki cara berpikir baru dan normalitas baru yang menjadi salah satu penyemangat dalam berkegiatan saat ini.
Intinya sama sejak awal, ujar dia, yakni masyarakat tidak boleh berdekatan, menjaga jarak fisik, tidak boleh lepas masker dan tidak lupa mencuci tangan. Selain itu juga harus mengisolasi diri dan tetap di rumah.
"Jadi itu tetap berlaku dan memang merupakan protokol yang harus dilakukan hingga tuntas sebab vaksinnya belum ada. Jika tidak dilakukan maka ini akan menjadi bahaya laten yang muncul setiap saat," katanya.
Berita Terkait
Pesan positif pandemi COVID-19 hampir setahun terakhir
Jumat, 1 Januari 2021 15:22
Camat Panakukang Kota Makassar terpapar COVID-19
Sabtu, 11 Juli 2020 20:10
Wapres Ma'ruf Amin harap UNJ kampanyekan pesan positif dalam kampus
Sabtu, 16 Mei 2020 11:28
Wali Kota Bogor Bima Arya sembuh dari COVID-19
Sabtu, 18 April 2020 10:16
Wali Kota Bogor Bima Arya dinyatakan sehat dan diizinkan pulang
Sabtu, 11 April 2020 22:41
Pameran Bhakti TNI perbatasan tinggalkan pesan positif
Sabtu, 8 Oktober 2016 10:46
Indonesia terima tiga tahap kedatangan 5,7 juta dosis vaksin COVID-19 Pfizer
Minggu, 21 November 2021 17:30
Kabar baik, tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di Papua capai 96,7 persen
Sabtu, 23 Oktober 2021 21:44