Jakarta (ANTARA) - NBA dan asosiasi pemain profesional, NBPA, mencapai kesepakatan untuk mengizinkan para pemain menyematkan pesan sosial di atas nomor punggung jersey masing-masing ketika musim 2019/20 dilanjutkan di Disney World Orlando, pada 30 Juli nanti.
Seturut laporan ESPN pada Sabtu dini hari WIB, para pemain telah diinformasikan terkait kesepakatan itu bahwa pesan sosial bisa disematkan di atas nomor punggung mereka untuk empat hari pertama kelanjutan musim.
Setelah empat hari pertama para pemain diperbolehkan tetap menyematkan pesan sosial masing-masing, tetapi nama mereka akan tetap berada di bawahnya.
Kendati demikian kesepakatan itu tidak mengharuskan para pemain untuk menyematkan pesan sosial di jersey masing-masing jika mereka tidak ingin melakukannya.
Sumber ESPN tersebut juga menyatakan NBA dan NBPA telah memberikan sejumlah pesan sosial yang diizinkan untuk disematkan yakni: "Black Lives Matter", "Say Their Names", "Vote", "I Can't Breathe", "Justice", "Peace", "Equaility", "Freedom", "Enough", "Power to the People", "Justice Now", "Say Her Name", "Si Se Puede", "Liberation", "See Us", "Hear Us", "Respect Us", "Love Us", "Listen", "Listen to Us", "Stand Up", "Ally", "Anti-Racist", "I Am A Man", "Speak Up", "How Many More", "Group Economics", "Education Reform" dan "Mentor".
Pernyataan personal itu jadi bagian dari daftar panjang pesan sosial yang bisa disuarakan para pemain selama sisa kelanjutan musim.
NBA dan NBPA sebelumnya pada 24 Juni sudah mengumumkan kesepakatan untuk mendorong kelanjutan perjuangan menghapuskan rasialisme sistemik dan menjadikannya salah satu fokus dari kelanjutan musim 2019/20.
Awal pekan ini, kanal The Undefeated milik ESPN menurunkan laporan para pemain memutuskan untuk tak menggunakan nama korban-korban kekerasan polisi maupun insiden bermotif rasial lainnya di jersey mereka karena khawatir akan menyinggung keluarga maupun orang-orang dekat serta kesulitan meminta izin atas hal itu.
Banyak pemain NBA turun langsung terlibat aksi demonstrasi dan bersuara di media sosial merespon pembunuhan polisi terhadap George Floyd pada 25 Mei lalu di Minneapolis serta Breonna Taylor pada 13 Maret di Louisville, Kentucky.