Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin mengatakan polisi jangan mudah percaya dengan alasan gila dari pelaku penusukan pendakwah Syekh Ali Jaber kemudian aparat tidak melanjutkan pengusutan kasus kekerasan terhadap ulama tersebut.
"Polri jangan terlalu mudah percaya dengan pengakuan orang tua pelaku bahwa pelaku sudah empat tahun mengalami gangguan kejiwaan," kata Din kepada wartawan, Selasa.
Ia mengatakan terdapat kesaksian banyak pihak yang beredar luas di media sosial bahwa tersangka AA tidak gila seperti sering bermain media sosial, muncul di tempat umum sebagai orang waras dan contoh lainnya.
Polisi, kata dia, jangan meremehkan kesaksian-kesaksian tersebut dan tidak boleh menganggap remeh.
"Tidaklah masuk akal sehat jika ada seorang gila merencanakan suatu perbuatan dengan mendatangi sebuah acara berpakaian rapih dengan sengaja membawa pisau dan kemudian menuju sasaran tertentu kecuali ia adalah seseorang yang waras dan patut diduga merupakan suruhan dari pihak yang memiliki tujuan tertentu," katanya.
Maka, Din mendesak Polri mengusut tuntas kasus penusukan itu dan menyingkap jika ada dalang di balik tindakan kekerasan itu.
"Kami meyakini bahwa tindakan penikaman itu adalah bentuk kriminalisasi terhadap ulama/tokoh Islam dan dirasakan merupakan bagian dari skenario terorisasi terhadap ulama dan tokoh Islam," katanya.*
Berita Terkait
Din Syamsuddin: Artidjo Alkostar adalah sosok hakim yang sangat pemberani
Senin, 1 Maret 2021 11:22
Dituding radikal, tokoh Tionghoa sebut Din Syamsuddin sosok yang moderat
Selasa, 16 Februari 2021 9:30
Petisi tolak Din Syamsuddin sebagai radikal mencapai 12 ribuan
Senin, 15 Februari 2021 4:15
Din Syamsuddin: Malik Fadjar akrab dengan aktivis muda Muhammadiyah
Selasa, 8 September 2020 5:34
Wantim MUI: RUU HIP harus dicabut dari Prolegnas
Kamis, 16 Juli 2020 5:12
Din Syamsuddin: Jika umat Islam merasa aman jangan halangi shalat Id mereka
Kamis, 21 Mei 2020 1:36
Tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin imbau pemerintah berbagi masker dan hand sanitizer
Jumat, 6 Maret 2020 3:35
Unsur lintas agama serukan perlindungan hutan tropis di Indonesia
Jumat, 31 Januari 2020 3:28