Timika (ANTARA) - Penanganan COVID-19 di Kabupaten Mimika libatkan lima Puskesmas di wilayah zona merah guna mengurangi dan meringankan beban rumah sakit dalam menangani pasien COVID-19.
Kepala Dinas Kesehatan Mimika Reynold Ubra di Timika, Jumat, mengatakan pada pertengahan Agustus hingga akhir September pasien COVID-19 membludak di rumah sakit di Mimika yaitu RSUD Mimika sebagai rumah sakit rujukan, Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) dan RS Tembagapura yang khusus menangani karyawan PT Freeport Indonesia dan komunitasnya.
"Dalam tiga minggu terakhir kami menyusun strategi penanganan lebih awal terhadap wabah ini mulai dari meningkatkan promosi preventif dengan melibatkan masyarakat. Itu hal yang paling utama untuk mencegah jangan sampai terjadi peningkatan kasus. Masyarakat harus saling mengingatkan bahwa penanganan COVID-19 yang paling utama itu adalah menerapkan protokol '3 M' (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak)," ucap Reynold.
Langkah berikutnya yang dilakukan Dinkes Mimika yaitu melibatkan lima Puskesmas di wilayah zona merah penularan COVID-19 untuk melakukan deteksi dini melalui surveilens, melakukan tracing atau penelusuran kontak erat kasus serta penanganan pasien isolasi atau karantina mandiri.
Lima Puskemas di wilayah zona merah penularan COVID-19 di Mimika yaitu Puskesmas Timika Kota (Kwamki Baru), Puskesmas Timika Jaya, Puskesmas Pasar Sentral, Puskesmas Wania dan Puskesmas Jile Yale.
Ia menjelaskan, Puskesmas Wania dan Jile Yale dengan temuan kasus COVID-19 terbanyak di Mimika diminta untuk mengintegrasikan seluruh sistem layanannya dengan penanganan masalah COVID-19, termasuk dalam hal menangani pasien isolasi mandiri.
Reynold menyebut sejumlah Puskesmas itu juga diminta membangun jejaring dengan pihak rumah sakit.
"Ada pasien yang sebelumnya dirawat di rumah sakit, saat kondisinya sudah stabil akan dikirim ke Puskesmas untuk penanganan lebih lanjut. Pasien yang didapat di rumah sakit, setelah ditangani akan disampaikan ke Puskesmas tidak saja untuk untuk dilakukan pengawasan isolasi mandiri tetapi juga dalam hal melakukan tracing untuk kontak erat," jelasnya.
Kontak-kontak erat dari pasien positif akan dilakukan pemeriksaan cepat antigen. Bagi yang reaktif akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan usap hidung dan tenggorokan (swab) agar tidak menunggu waktu terlalu lama untuk memastikan kondisi kesehatannya.
Reynold mengatakan saat ini penanganan COVID-19 di Mimika sedikit mengalami hambatan lantaran rusaknya peralatan mesin PCR RSUD Mimika.
Ia berharap fasilitas golden time diagnosa COVID-19 di RSUD Mimika itu bisa segera beroperasi kembali dalam beberapa waktu ke depan lantaran saat ini sedang dalam perbaikan oleh teknisi.
"Tantangan kami saat ini peralatan mesin PCR hanya satu yang beroperasi di RSUD Mimika. Di luar itu ada mesin PCR milik PT Freeport Indonesia di Klinik Kuala Kencana yang khusus melakukan pemeriksaan spesimen swab karyawan. Dengan hanya satu mesin PCR yang beroperasi untuk pemeriksaan spesimen umum maka beban kerja alat tentu akan berat, demikian pun dengan tenaga pemeriksa karena pemeriksaan berlangsung selama 24 jam tiap hari," ujarnya.
Jika pada pertengahan Agustus hingga akhir September jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit maupun yang menjalani isolasi terpusat membludak, kini kondisinya sudah jauh lebih baik.
Reynold mengatakan saat ini pasien COVID-19 yang dirawat di RSUD Mimika tersisa 26 orang dari sebelumnya hampir mencapai 60 orang (tempat tidur isolasi pasien COVID-19 di RSUD Mimika disiapkan 63 unit). Sementara di RSMM Timika tersisa satu pasien dan di RS Tembagapura tercatat 53 pasien (sebelumnya tersisa 12 pasien).
Adapun pasien dengan gejala ringan yang menjalani isolasi terpusat di Wisma Atlet Mimika Sport Complex Timika tersisa enam orang dari sebelumnya sekitar 60 orang.
"Yang paling banyak sekarang pasien yang dalam pengawasan Puskesmas sebanyak 238 orang. Sementara yang menjalani isolasi terpusat di Mile 38 sebanyak 101 orang yaitu karyawan PT Freeport dan perusahaan subkontraktor baik dari Tembagapura, Kuala Kencana, Pelabuhan Portsite Amamapare maupun yang tinggal di Timika," ujarnya.
Agar wabah COVID-19 bisa dikendalikan, Reynold sangat berharap keterlibatan semua unsur yang tergabung dalam Satgas COVID-19 untuk dapat memainkan peran dan fungsinya secara maksimal dalam mengawasi penerapan protokol kesehatan di tengah masyarakat.
Jumlah pasien sembuh dari terinfeksi COVID-19 di Kabupaten Mimika tercatat sebanyak 2.034 orang dari total kasus sebanyak 2.505 setelah dilaporkan tambahan 21 orang sembuh pada Jumat ini.
Kasus aktif COVID-19 di Mimika kini berjumlah 446 orang, dengan jumlah kasus kematian sampai saat ini sebanyak 25 orang.