Timika, Papua (ANTARA) - Tren penularan kasus COVID-19 di area pertambangan PT Freeport Indonesia di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua dalam beberapa hari terakhir terus menurun drastis.
Jonny Lingga, Vice President Government Relations PT Freeport Indonesia di Timika, Minggu, menyebut hingga Jumat (4/6) kasus aktif COVID-19 di area Freeport tersisa 120 orang, dengan jumlah karyawan yang dirawat di rumah sakit tinggal dua orang.
"Kelihatannya kita sudah melewati puncak penularan kasus COVID-19. Kalau di akhir Januari hingga akhir Februari jumlah kasus aktif lebih dari 1.000, sekarang tersisa 120. Itu pun sebagian besar karyawan yang terpapar hanya mengalami gejala ringan, bahkan tidak bergejala sama sekali sehingga sebagian besar pasien melakukan isolasi mandiri," jelas Jonny.
Sehubungan dengan kondisi itu, kini manajemen PT Freeport Indonesia merencanakan akan membuka kembali sejumlah fasilitas publik seperti restoran, gym dan lainnya yang sempat ditutup semenjak meningkatnya kembali angka kasus COVID-19 pada pertengahan Januari.
"Mulai minggu depan kami akan membuka kembali fasilitas-fasilitas yang sempat ditutup," ujarnya.
Selama terjadinya peningkatan kasus COVID-19 di area Freeport pada pertengahan Januari hingga akhir Februari, tidak ada kasus kematian akibat COVID-19 khusus di area Freeport.
Kondisi itu jauh berbeda dengan saat puncak kasus COVID-19 varian delta pada bulan Juni hingga September 2021, dimana sejumlah karyawan Freeport dan perusahaan subkontraktornya meninggal akibat terpapar COVID-19.
Meskipun angka kasus COVID-19 di area Freeport terus menurun, Jonny meminta para karyawan untuk tetap mematuhi dan menjalankan protokol kesehatan berupa memakai masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak, menjalani pola hidup sehat dan lainnya.
Di samping itu, Freeport juga terus mengejar cakupan vaksinasi COVID-19, tidak saja untuk vaksin dosis pertama dan dosis kedua bagi sekitar 2.000 orang karyawan yang hingga kini belum mau divaksin, tetapi juga vaksin penguat (booster) bagi sekitar 9.000 karyawan yang sudah terdata.
"Untuk vaksin booster ada sekitar 9.000 karyawan yang sudah terdata, sekarang jumlah karyawan yang telah menerima suntikan vaksin booster sebanyak 6.000-an orang. Kami sudah mendapatkan izin dari Kemenkes dan Bio Farma untuk memakai Vaksin Sinopharm untuk vaksinasi booster," jelas Jonny.
Adapun cakupan vaksinasi di kalangan karyawan Freeport dan perusahaan subkontraktor sudah mencapai 91 persen dari total sekitar 28.000 karyawan. Tersisa sekitar 2.000-an karyawan yang hingga kini enggan divaksin dengan berbagai alasan.
"Masih ada sekitar 2.000-an yang belum divaksin. Kami tidak boleh memaksa mereka untuk divaksin tetapi terus-menerus mengimbau karena sudah terbukti dengan vaksin maka seseorang memiliki kekebalan tubuh saat terpapar COVID-19," jelasnya.