Timika (ANTARA) - Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) tahun ini mengelola dana kemitraan yang disalurkan oleh PT Freeport Indonesia untuk tujuan pemberdayaan masyarakat dua suku itu beserta lima suku kekerabatan lainnya di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua dengan total mencapai Rp500-an miliar.
Direktur YPMAK Vebian Magal di Timika, Sabtu, mengatakan besaran alokasi dana kemitraan PT Freeport yang diterima YPMAK tahun ini hampir sama dengan tahun sebelumnya.
"Tahun lalu kami kelola sekitar Rp500-an miliar, tahun ini juga sama sekitar Rp500-an miliar," kata Vebian.
YPMAK sendiri sebelumnya dikenal dengan nama LPMAK (Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro). Perubahan nama dan status dari lembaga menjadi yayasan dimulai sejak akhir 2019 dan baru terealisasi pada sekitar Maret 2020.
Meski sudah berubah menjadi yayasan, menurut Vebian, program utama yang menjadi fokus sasaran tetap pada tiga bidang yaitu pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal Papua di sekitar area pertambangan PT Freeport di Kabupaten Mimika.
"Untuk program pendidikan dan kesehatan tidak ada perubahan, tetap seperti sebelumnya saat masih bernama LPMAK. Pelayanan kesehatan gratis masyarakat tujuh suku di RSMM Timika tetap berjalan seperti biasa, demikian pun dengan pelayanan kesehatan rujukan dan lain-lain," kata Vebian
Di bidang pendidikan, yayasan juga tetap menyelenggarakan program beasiswa bagi putra-putri Amungme dan Kamoro serta lima suku kekerabatan yang menempuh pendidikan baik di Papua maupun di luar Papua hingga di luar negeri.
Adapun program pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal sedikit mengalami perubahan, dimana sebelumnya ditangani oleh masing-masing biro suku (terdapat tujuh biro suku), kini ditangani langsung oleh kepala divisi program ekonomi YPMAK.
Dari alokasi anggaran sekitar Rp500 miliar yang diterima YPMAK dari PT Freeport tahun ini, sekitar Rp200 miliar untuk menunjang program pendidikan yaitu bantuan beasiswa kepada sekitar 3.000 orang pelajar dan mahasiswa putra-putri Amungme dan Kamoro serta lima suku kekerabatan lainnya yang menuntut ilmu di berbagai kota studi.
Selanjutnya sekitar Rp100-an miliar digunakan untuk menunjang program pemberdayaan kesehatan masyarakat baik melalui RSMM Timika maupun melalui Biro Kesehatan YPMAK untuk penanganan program kampung sehat di wilayah pesisir dan pegunungan Mimika.
Sisa anggaran sekitar Rp100-an miliar digunakan untuk mendukung program pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal dan berbagai program pendukung lainnya.
Vebian mengatakan saat ini tim konsultan tengah menyiapkan seluruh perangkat YPMAK sehingga penanganan program kerja di bidang masing-masing lebih fokus dan tepat sasaran.
"Kalau tahun lalu kami belum bisa maksimal karena situasi pandemi COVID-19 sehingga fokus kami saat ini lebih pada program membantu masyarakat agar mereka bisa bertahan dalam situasi pandemi COVID-19, maka mulai pertengahan tahun ini semua program kerja YPMAK sudah bisa dijalankan sesuai dengan apa yang diharapkan," kata Vebian.