Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klmatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bibit siklon tropis 94w berpotensi sangat tinggi menjadi siklon tropis dalam beberapa hari ke depan.
Berdasarkan citra satelit Himawari-8, diketahui bibit siklon tropis tersebut memiliki kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai 30 knot (56 km/jam) dengan tekanan di pusatnya mencapai 1006 mb.
"Dari perhitungan kami, potensi untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam beberapa hari ke depan sangat tinggi," ucap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Dwikorita mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es dan lain-lain).
Selain itu juga dampak yang dapat ditimbulkannya, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin dalam satu minggu ke depan.
"Khusus kepada pengguna transportasi laut dan nelayan perlu meningkatkan kewaspadaan dalam melakukan aktivitas pelayaran karena adanya ancaman gelombang tinggi akibat siklon yang mencapai 4 - 6 meter. Kami mohon tidak menganggap sepele adanya bibit siklon ini," ujar dia.
Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menerangkan sejumlah wilayah yang berpotensi terdampak bibit siklon tropis 94w, meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.
Selain itu, ada pula wilayah dengan level waspada untuk potensi banjir bandang pada dua hari ke depan, yakni Sulawesi Utara dan Maluku Utara.
Selanjutnya, gelombang tinggi sekitar 1,25 sampai 2,5 meter berpeluang terjadi di Laut Sulawesi bagian tengah dan timur, perairan utara Kepulauan Sangihe hingga Kepulauan Talaud, Laut Maluku, perairan utara dan timur Halmahera, Laut Halmahera, Samudera Pasifik utara Halmahera.
Sementara, gelombang tinggi 2,5 hingga 4,0 meter berpotensi terjadi di Perairan Raja Ampat - Sorong, Perairan Manokwari, Perairan Biak, Teluk Cendrawasih, Perairan Jayapura - Sarmi, Samudera Pasifik utara Papua Barat. Adapun gelombang setinggi 4,0 hingga 6,0 meter berpeluang terjadi di Samudera Pasifik utara Papua.
Berita Terkait
BPBD Jayapura imbau warga hati-hati saat mudik jalanan berlumpur
Selasa, 9 April 2024 12:33
BMKG Jayapura : Suhu panas akibat El Nino diprediksi sampai Februari
Sabtu, 6 Januari 2024 22:26
Gempa bumi M 5,28 di Kabupaten Jayapura akibat subduksi lempeng PNG
Senin, 18 Desember 2023 3:50
Kapolres Keerom: Belum ada laporan dampak gempa bumi 5,3 magnitudo
Minggu, 10 Desember 2023 19:23
Pemkab Jayapura imbau warga antisipasi cuaca ekstrem pada awal Desember
Kamis, 30 November 2023 18:38
BMKG: Gempa Magnitudo 5,2 melanda Biak Numfor dipicu subduksi utara Papua
Selasa, 21 November 2023 19:21
Gempa Magnitudo 5,1 guncang Eragayam Mamberamo Tengah
Kamis, 16 November 2023 10:36
BMKG V prakirakan puncak musim hujan Papua Februari 2024
Rabu, 4 Oktober 2023 20:10