Jayapura (ANTARA) - Komite Paralimpik Nasional (NPC) Indonesia telah menyiapkan roadmap pembinaan jangka panjang untuk meningkatkan prestasi atlet disabilitas di Tanah Air.
"Sebenarnya roadmap yang sudah kami buat adalah untuk mencapai prestasi hingga 2032 ketika Indonesia menjadi tuan rumah Paralimpiade," kata Wakil Ketua Umum NPC Indonesia Rima Ferdianto dalam konferensi pers di Media Center Peparnas Papua, di Swiss-Belhotel, Jayapura, Minggu
"Namun Brisbane pada akhirnya terpilih menjadi tuan rumah Paralimpiade 2032. Tetapi roadmap pembinaan berkesinambungan tetap berjalan dan kami alihkan dengan target hingga 2044," ujar Rima menambahkan. .
Rima mengungkapkan bahwa saat ini prestasi atlet Indonesia di pentas dunia cukup membanggakan. Bahkan di Paralimpiade Tokyo 2020, pencapaian dua emas, tiga perak dan empat perunggu sudah melebihi target yang dicanangkan.
"Sebenarnya target dua emas di Tokyo merupakan target di Paralimpiade Paris 2024. Kami berharap di Paris raihan emas akan lebih dari di Tokyo," ujarnya.
Selain itu, Rima juga berharap Indonesia juga bisa mengikuti minimal delapan cabang olahraga yang dipertandingkan di Paralimpiade Paris atau melebihi di Tokyo yang berjumlah tujuh cabang olahraga.
Selain di Paris, NPC Indonesia juga memiliki target di Paralimpiade Los Angeles yang bakal berlangsung pada 2028.
"Kami mencanangkan masuk peringkat 30 besar di Los Angeles dengan adanya cabang olahraga baru yang kami bina dan atlet muda saat ini akan matang di Paralimpiade 2028 nanti," ujarnya.
NPC Indonesia akan terus memantau dan melakukan revisi setiap tahunnya untuk memaksimalkan prestasi olahraga Indonesia.
Sejauh ini, terdapat lima cabang olahraga prioritas penghasil medali yang masuk dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yakni, atletik, renang, bulu tangkis, tenis meja, dan angkat berat.
"Kami akan evaluasi terus dan memantau apakah olahraga yang kami bina itu berpotensi ke depannya atau kita berusaha memaksimalkan cabang olahraga yang benar-benar saat ini penghasil medali," kata Rima.
Kini, NPC Indonesia berharap bibit atlet potensial lahir di Peparnas Papua. Upaya untuk regenerasi terus dilakukan salah satunya dengan melakukan pengelompokan antara atlet elite dan nasional.
Misi baru yang diusung NPC Indonesia pada ajang empat tahunan edisi ke-16 itu adalah sukses regenerasi. Untuk itu, persaingan atlet di Peparnas Papua dibagi menjadi dua kelas yakni elite dan nasional.
Atlet elite adalah mereka yang pernah turun di ajang internasional seperti ASEAN Para Games, Asian Paragames, dan Olimpiade. Sedangkan atlet yang masuk kelas nasional adalah mereka yang belum pernah berkompetisi di skala internasional.
Selain itu, atlet elite yang tampil juga hanya diperbolehkan turun pada satu nomor pertandingan. Dengan begitu atlet nasional diharapkan akan termotivasi untuk mengejar gelar juara dan nantinya bisa bersaing dengan atlet senior yang sudah berada di Pelatnas.
"Basis atlet juga akan jauh lebih besar dan level kompetitif di Pelatnas meningkat. Sehingga regenerasi atlet tetap terjaga. Atlet lapis kedua kualitasnya hampir setara," ujar Rima.
"Itu yang saat ini kami terapkan di Peparnas Papua dan yang membedakan adalah sukses regenerasi. Kami ingin mendapatkan bibit atlet sebanyak-banyaknya," pungkas Rima.