Jayapura (ANTARA) -
PT Pertamina (Persero) Regional Papua-Maluku menyatakan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) dan elpiji pasca banjir di Jayapura sekitarnya masih berjalan normal.
Unit Manager Communication, Relations and CSR Pertamina Regional Papua-Maluku Edi Mangun kepada Antara di Jayapura, Jumat, mengatakan distribusi untuk Kota dan Kabupaten Jayapura masih berjalan dengan baik.
"Alhamdullilah pendistribusian lancar dan tepat waktu," katanya.
Menurut Edi, mobil tangki Pertamina masih bisa melewati jalan menuju Sentani, meski pada Jumat (7/1) pagi, sempat diinfokan terjadi longsor di beberapa tempat, salah satunya di depan Hotel Suni Sentani.
"Sehingga distribusi BBM untuk wilayah Sentani tidak terdampak," ujarnya.
Dia juga memastikan infrastruktur fuel terminal di Jayapura dan Sentani tidak mengalami gangguan, sehingga pendistribusian hingga ketersediaan BBM tidak mengalami gangguan.
"Kami berharap masyarakat tidak khawatir karena ketersediaan serta pendistribusian BBM pada Kota dan Kabupaten Jayapura aman juga lancar," katanya lagi.
Edi menambahkan pihaknya turut prihatin atas musibah yang dialami warga Kota dan Kabupaten Jayapura yang terdampak banjir akibat hujan deras sejak Kamis (6/1) malam hingga Jumat (7/1) pagi.
Sebelumnya, banjir yang terjadi akibat hujan deras yang turun sejak Kamis (6/1) malam telah merenggut tujuh korban jiwa dan memaksa setidaknya 160 keluarga mengungsi di Kota Jayapura, Provinsi Papua.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua Jonathan Koirewoa mengatakan banjir telah menyebabkan tujuh orang meninggal dunia dan enam orang terluka.
Menurut dia, banjir dan tanah longsor juga memaksa setidaknya 160 keluarga, termasuk 80 anak dan delapan balita, mengungsi di Kelurahan Gurabesi, Distrik Jayapura Selatan.
"Tidak hanya Distrik Jayapura Selatan yang terdampak, Jayapura Utara, Heram, Abepura, dan Muaratami juga dilanda banjir," katanya.
BPBD masih mendata dampak banjir di daerah-daerah tersebut. "Kami masih membutuhkan dukungan logistik, peralatan, hingga personel," kata Jonathan.
Ia mengatakan bahwa banjir menyebabkan permukiman warga, sejumlah fasilitas umum, Rumah Sakit Marthen Indey, dan kompleks Kantor Gubernur Dok II Jayapura tergenang. "Tinggi muka air sekitar 150 sampai 200 cm," katanya.