Wamena (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan telah kirim 144 sampel indikasi campak ke Labolatorium di Surabaya, Provinsi Jawa Timur untuk diperiksa agar langkah penanganan selanjutnya yang dilakukan petugas medis sesuai dengan gejala yang ditemukan.
Kepala Dinas Kesehatan Jayawijaya dr. Willy Mambieuw saat di Wamena, Rabu, mengatakan belum semua sampel diperiksa namun berdasarkan hasil sementara, sembilan orang positif terserang campak.
“Dari 144 sampel itu sudah konfirmasi hasil pemeriksaan bahwa ada sembilan kasus positif. Sementara yang lain masih menunggu hasil pemeriksaan dari sana,” katanya.
Sembilan orang positif itu telah mendapat perawatan di rumah masing-masing. Distrik penyebaran sembilan kasus itu adalah Distrik Asolokobal, Distrik Wamena dan Distrik Hubikosy.
“144 kasus indikasi campak itu tersebar di 14 distrik,” katanya.
Indikasi campak ini pertama kali terdeteksi pada Mei dan terus mengalami peningkatan hingga 144 kasus pada Juni 2023.
“Secara epidemiologi kalau satu kena maka pasti ada peningkatan ke 10 orang sekitar, jadi angka ini bisa 10 kali lipat dari 144 kasus temuan,” katanya.
Dinas kesehatan telah melakukan sosialisasi langkah-langkah pencegahan campak kepada masyarakat, selain tindakan medis yang dilakukan petugas kesehatan.
“Proteksinya adalah anak-anak segera vaksin ke dua agar tidak menyebar. Kemudian konsumsi vitamin dan makanan bergizi,” katanya
Sebelumnya, Bupati Jhon Banua telah berkoordinasi dengan manajemen seluruh puskesmas serta kepala-kepala distrik untuk pengobatan dan mencari pasien yang mengalami gejala campak.
Sebagai langkah awal, tim medis baru fokus penanganan di lokasi positif campak dan nantinya akan lanjut ke seluruh atau 40 distrik di Jayawijaya.
Pemerintah mengimbau orang tua mengizinkan anak mereka mendapat imunisasi lengkap agar tidak mudah terserang campak sebab tujuh dari sembilan kasus positif, belum mengikuti imunisasi.