Jayapura (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat (UIW P2B) mengatakan penggunaan pembangkit hijau menjadi salah satu upaya PLN untuk mendukung percepatan bauran energi baru terbarukan guna mencapai target net zero emission (NZE) pada 2060.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat, Budiono dalam siaran pers di Jayapura, Senin, mengatakan pemanfaatan energi surya merupakan upaya PLN dalam melistriki masyarakat dengan potensi energi lokal.
"Didukung dengan kondisi geografis yang memungkinkan PLN mampu mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) komunal," katanya.
Menurut Budiono, pihaknya akan terus melakukan percepatan untuk melistriki kampung-kampung yang belum berlistrik karena ketersediaan listrik merupakan salah satu poin penting dalam kebutuhan hidup untuk menunjang akses pendidikan dan ekonomi bahkan jangka panjang pertumbuhan bisnis dan industri di daerah.
Dia menjelaskan pada 30 Juni 2023 pihaknya telah berhasil menghadirkan listirk di Kampung Audam dan Kampung Mutus, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya dengan menggunakan dua PLTS.
"Selama ini warga di dua kampung tersebut masih sulit mendapatkan akses listrik dikarenakan wilayahnya yang cukup jauh dan sulit dijangkau," ujarnya.
Dia menambahkan PT PLN akan terus berkomitmen untuk melistriki daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) di seluruh Indonesia.
Salah satu warga di Kampung Mutus, Yosis Mambraku mengatakan masyarakat di wilayah itu bisa menikmati penerangan yang layak setelah 22 tahun merasakan gelap.
"Kami bersyukur karena dengan hadirnya listrik saat ini berbagai aktivitas dapat dilakukan dengan mudah," katanya.
Menurut Yosis, sebelum hadirnya listrik warga di kampung tersebut memakai genset tetapi bahan bakar juga cukup mahal di mana harus membayar Rp50 ribu hingga Rp75 ribu untuk bensin lima liter.
"Dengan fasilitas listrik yang memadai saat ini masyarakat yang sebagian besar bekerja sebagai nelayan dapat menghemat biaya pengeluaran untuk pembelian es batu namun juga mereka bisa menggunakan alat pendingin untuk membuat es batu," ujarnya.
Dia menambahkan pihaknya menyampaikan terima kasih kepada PLN yang telah menyuplai listrik di kampung itu yang memiliki 104 pelanggan dipasok dari PLTS Mutus yang memiliki daya mampu pembangkit 40 kWp dengan beban puncak 6,35 kWp.
Sementara itu untuk Kampung Audam yang memiliki 37 pelanggan, kebutuhan listrik dipasok dari PLTS Audam yang memiliki daya mampu pembangkit 10 kWp dengan beban puncak 3 kWp.