Jayapura (ANTARA) - Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga kini terus menjangkau wilayah-wilayah yang ada di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T). Wilayah 3T merupakan daerah yang memiliki keterbatasan aksesibilitas, termasuk harga BBM yang lebih mahal dari daerah lain.
Untuk itu Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) bersama PT Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku menghadirkan BBM satu harga di wilayah -wilayah tersebut agar masyarakat dapat menikmati harga yang sama dengan yang ada di Pulau Jawa.
Dengan upaya itu, secara tidak langsung akan mendukung perekonomian masyarakat semakin menggeliat dan sejahtera karena harga BBM sangat terjangkau.
Dalam upaya agar BBM satu harga bisa tepat sasaran diperlukan kerja sama, baik dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, TNI/Polri, Pertamina dan pihak terkait lainnya.
Pada Kamis (24/8), BPH Migas bersama Pertamina meresmikan 10 titik lembaga penyalur BBM Satu Harga di seluruh Tanah Papua, yakni Papua Barat Daya ada tiga SPBU, Papua Barat satu, Papua satu, Papua Pegunungan tiga, Papua Tengah dua.
Hal tersebut merupakan wujud menyelaraskan program pemerintahan dengan masyarakat, apalagi Papua dengan kondisi geografis memang diperlukan sentuhan BBM Satu Harga agar dapat menghidupkan perekonomian dan membuka keterisolasian pada wilayah 3 T di Bumi Cenderawasih
Sebagai lembaga pengawasan BBM Satu Harga ini, BPH Migas tidak bisa bekerja sendiri, namun membutuhkan kerja sama dari semua pemangku kepentingan dan instansi terkait dalam mengawasi pelaksanaannya di lapangan.
BBM satu harga ini memang skalanya kecil untuk kategori stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), namun memiliki manfaat yang besar bagi masyarakat di wilayah 3T.
Terkait upaya mewujudkan bentuk hadirnya negara dalam memenuhi energi secara merata bagi semua warga ini, Pertamina perlu meningkatkan kerja sama dengan pemerintah daerah, aparat keamanan, dan penegak hukum, agar pemanfaatan BBM satu harga benar-benar tepat sasaran atau manfaatnya dirasakan oleh warga yang seharusnya menerima program tersebut.
Pemerataan BBM
PT Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku terus berupaya hadir dalam mewujudkan pemerataan BBM Satu Harga di seluruh Tanah Papua, khususnya di wilayah 3T. Upaya itu merupakan cara menciptakan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, tidak terkecuali di seluruh Papua, sehingga nantinya dapat memberikan efek berganda terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah.
Kehadiran BBM Satu Harga di wilayah 3T merupakan jawaban dari permasalahan masyarakat yang ada di wilayah Papua hingga Maluku.
Kebijakan BBM Satu Harga yang dicanangkan pemerintah sebagai salah satu Implementasi Instruksi Presiden (Inpres) serta merealisasikan Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 Tahun 2016 tentang Percepatan Pemberlakuan Satu Harga Jenis BBM Tertentu (JBT) dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) secara nasional sejak 1 Januari 2017.
Sehingga sudah seharusnya dalam penerapannya perlu dilakukan pengawasan agar tidak terjadi ketimpangan harga bagi masyarakat.
Pada wilayah Papua kini ada 140 titik lembaga penyalur dan dalam waktu dekat akan ada penambahan 11 titik lagi. Penambahan titik tersebut ditargetkan selesai pada akhir Tahun 2023.
Namun tidak menutup kemungkinan pada 2024 akan ada lagi permintaan penambahan BBM Satu Harga. Untuk itu Pertamina bersama pemerintah daerah bisa segera melihat daerah mana saja yang memiliki kebutuhan.
Karena Program BBM Satu Harga ini akan berakhir pada 2024, untuk itu seluruh pemerintah pada wilayah kerja Pertamina dapat memanfaatkan sisa waktu yang ada ini.
Pemkab Paniai
Pemerintah Kabupaten Paniai, Provinsi Papua Tengah, mencatat hingga kini sudah ada tiga titik lembaga penyalur. Agar jangkauannya lebih luas, maka direncanakan ada tambahan kembali titik BBM Satu Harga.
Tiga titik tersebut ada di Distrik Ekadide, Paniai Timur, dan distrik Wegee Muka, dengan jarak terjauh sekitar 40 kilo meter dari ibu Kota Kabupaten Paniai.
Kehadiran tiga titik SPBU BBM Satu Harga di kabupaten tersebut kini sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar, di mana harga-harga kebutuhan pokok mulai mengalami penurunan.
Untuk itu pemerintah kabupaten bersama dengan masyarakat setempat sangat berterima kasih atas telah hadirnya program BBM Satu Harga di Kabupaten Paniai yang betul-betul telah dirasakan dan telah dinikmati oleh warga setempat.
Sebelumnya BBM satu harga di Paniai hanya dua titik, di mana jarak antara satu kecamatan cukup jauh, sehingga masyarakat dari satu distrik datang untuk mengisi BBM harus antre.
Untuk itu kehadiran satu titik ini sangat terasa dapat memenuhi kebutuhan BBM bagi setiap warga, dan ke depan, dengan semakin bertambahnya titik, akan terlihat lagi daerah mana yang belum terjangkau dengan melibatkan investor lokal.
Dalam membangun BBM satu harga ini, pemerintah daerah melibatkan pengusaha lokal. Dengan pola ini, Pemkab Paniai sambil mengajak agar anak muda setempat memanfaatkan kesempatan yang ada untuk menjadi pengusaha, sehingga dapat membangun daerahnya menjadi lebih maju.
Jangkauan BBM Satu Harga di Papua memang memiliki banyak efek, selain harga kebutuhan pokok yang menjadi lebih terjangkau.
Masyarakat merasakan betul wujudnya hadirnya negara dalam memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga lebih murah dibandingkan dengan sebelumnya. Apalagi program itu kemudian dipadu dengan ajakan menjadi pengusaha oleh pemerintah daerah terhadap kaum muda setempat.