Sentani (ANTARA) - Indonesia Art Movement (IAM) mengkampanyekan pencegahan korupsi melalui pemutaran film dalam rangkaian Anti Corruption Film Festival (ACFFest) bertema “Layar Tumbuh Papua” sebagai upaya memberantas korupsi melalui seni di Papua.
Presiden Indonesia Art Movement, Ilham Mustain Murda di Sentani, Minggu mengatakan tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap bahaya korupsi, terutama di Papua.
“Festival ini menampilkan sejumlah film pendek yang mengeksplorasi tema jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil,” katanya.
Menurutnya, melalui ACFFest “Layar Tumbuh Papua” dapat memberikan ruang bagi masyarakat Papua untuk menonton, berdiskusi, dan terinspirasi dari kisah nyata dampak korupsi.
Film-film yang ditayangkan antara lain Gombal From Home, Sa Pu Nama Moses, Kronik Puriwicara, Persen-an, Subur itu Jujur, Teciduk, dan Home Sweet Home,” ujarnya.
Dia menjelaskan festival ini juga menghadirkan lomba Rap Battle, Dance Battle, dan Stand Up Comedy.
“Kami yakin lewat sinema aksi ini adalah momentum bagi kita untuk memberantas korupsi di Papua mengingat tingginya angka kasus korupsi serta aksi ini menjadi momen penting untuk menyebarkan nilai-nilai antikorupsi,” katanya.
Dia menambahkan kasus korupsi di Papua terus meningkat, termasuk penyelewengan dana Otonomi Khusus (Otsus) dan anggaran PON XX Papua, yang seharusnya dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu Koordinator Bidang Kemasyarakatan ForPAK Papua, Eirene Margaretha Waromi mengapresiasi langkah Indonesia Art Movement ini.
“Kami mengapresiasi karena ini bentuk sosialisasi sederhana namun penting untuk mengedukasi publik tentang budaya antikorupsi dan integritas serta penyadaran dan edukasi sangat diperlukan agar masyarakat menjadi berintegritas,” ujarnya.
Dia menuturkan jika masyarakat dan pemerintahnya berintegritas, tujuan pembangunan nasional seperti kesejahteraan, pengentasan kemiskinan, dan pelayanan publik yang baik dapat tercapai sesuai amanat UUD 1945.