Jakarta (ANTARA) - Presiden Klub PSBS Biak, Yan Permenas Mandenas, menegaskan tidak ada dualisme manajemen di klub promosi Liga 1 PSBS.
Mandenas dalam keterangan tertulis,Sabtu, mengatakan situasi yang terjadi merupakan dinamika biasa proses penguatan sistem manajemen klub sepak bola profesional.
“Manajemen klub tetap satu dan dipimpin Ibu Eveline Sanita Injaya sebagai Presiden Direktur,” ujar Mandenas.
Pada Rabu (14/5), Presdir PSBS, Evelina Sanita, mengumumkan dirinya akan mengundurkan diri dari jabatannya pada akhir musim karena terdapat dualisme klub PSBS Biak.
Mandenas menegaskan, keputusan atau kebijakan klub tetap dijalankan melalui konsultasi dengan pemegang saham dan ikuti mekanisme korporasi yang berlaku. Ia membantah pemberitaan menyebut adanya konflik perpecahan di internal klub.
Mandenas memberikan apresiasi kepada Eveline Sanita Injaya menyatakan mengundurkan diri dari jabatan Presiden Direktur PSBS di musim depan.
Ia menilai keputusan tersebut sebagai langkah legowo di tengah evaluasi performa manajerial musim ini.
“Beberapa catatan seperti pengelolaan finansial belum efisien, struktur organisasi belum maksimal, serta koordinasi internal masih lemah perlu jadi perhatian ke depan,” katanya.
Ia berharap, sosok pengganti Eveline nantinya figur profesional mampu bangun sistem manajemen klub yang kuat demi mendukung performa pemain, pelatih, dan ofisial karena target musim depan tembus lima besar atau juara Liga 1.
Mandenas menjelaskan penundaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dilakukan sesuai Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
“Materi RUPS harus disampaikan minimal 14 hari sebelum pelaksanaan ke pemegang saham. Ini bagian upaya memastikan transparansi dan akuntabilitas kebijakan akan diambil,” tegasnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden klub Mandenas tegaskan tidak ada dualisme manajemen di PSBS