Biak (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Biak Numfor, Papua menyebut suplai pakan ternak didatangkan dari luar Papua sehingga mempengaruhi harga telur ayam di pasar tradisional Biak.
"Ke depan (pelaku usaha di Biak) perlu memproduksi sendiri pakan ternak ayam sendiri sehingga bisa menjaga kestabilan harga telur ayam," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Biak Numfor Yubelius Usior, Jumat.
Diakuinya, selama ini peternak ayam petelur di Biak masih sangat bergantung dengan ketersediaan pakan ternak dari luar Papua.
Usior mengakui, karena pakan ternak ayam didatangkan dari pulau Jawa dengan menggunakan transportasi kapal laut maka berakibat tingginya ongkos angkut yang mempengaruhi harga di pasar.
Ia berharap, untuk kebutuhan ke depan pihaknya berharap hasil penelitian dari Badan Riset Inovasi Daerah (BRIDA) yang telah merancang program pembuatan pakan dengan berbahan baku lokal dapat direalisasikan.
"Jika ada produksi pakan ternak lokal Biak diharapkan bisa menjadi solusi atas pemenuhan kebutuhan pakan ayam untuk peternak lokal orang asli Papua," harapnya.
Dari data di pengecer, lanjut dia, untuk satu karung pakan ternak ayam petelur berisi 50 kilogram mencapai Rp580 ribu hingga Rp630 ribu/sak.
Salah satu pelaku usaha peternak ayam petelur Samuel mengakui jika harga telur ayam sangat dipengaruhi dengan harga pakan yang dijual di pasaran.
"Jika pakan ternak ayam petelur naik maka sudah pasti berdampak dengan peningkatan harga jual telur ayam di pasaran," sebutnya.
Harga telur ayam ras dijual pedagang di pasar berkisar Rp75 ribu hingga Rp85 ribu/rak.
Berdasarkan data produksi telur ayam dari pelaku usaha orang asli Papua di kota Biak mencapai 300-350 rak telur ayam/hari.