Wamena (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) TNI di wilayah-wilayah perdalaman dan perbatasan Indonesia dengan negara tetangga merupakan bentuk kehadiran negara dalam menjaga setiap jengkal ibu pertiwi dari gangguan dari dalam maupun luar.
Seperti Satgas Yonif 521/Dadaha Yudha (DY), yang saat ini ditugaskan oleh Markas Besar TNI untuk menjaga stabilitas keamanan di perdalaman wilayah Papua serta menghadirkan kedamaian bagi masyarakat.
Satgas Yonif 521/DY berada di bawah Komando Daerah Militer atau Kodam V/Brawijaya ini mendapat amanah untuk menjaga lima daerah di dua provinsi di tanah Papua, yakni Jayapura (Provinsi Papua), kemudian Kabupaten Yalimo, Mamberamo Tengah, Jayawijaya dan Yahukimo berada di Provinsi Papua Pegunungan. Mereka bertugas selama satu tahun, mulai Juli 2025 hingga Juli 2026.
Dalam kegiatan operasi, Satgas Yonif 521/DY yang dipimpin oleh Letkol Inf Rahadyan Surya Murdata itu tidak hanya bertugas dalam menjaga situasi keamanan, termasuk ketertiban masyarakat, tetapi juga terlibat dalam berbagai kegiatan sosial.
Prajurit TNI banyak terlibat dalam kegiatan sosial, seperti mendukung program Papua Cerdas, Cek Kesehatan Gratis (CKG), pembuatan jalan, pembuatan drainase, pembagian makanan tambahan bagi generasi muda, serta mendukung pembangunan sarana olahraga yang digemari oleh anak muda di daerah penugasan tersebut.
"Hampir setiap hari prajurit turun ke lapangan dalam kegiatan komunikasi sosial atau komsos yang dilakukan dalam berbagai cara, di antaranya mengisi pendidikan wawasan kebangsaan bagi anak-anak Papua, CKG, pembuatan jalan, drainase, pertanian, perkebunan serta membagikan makanan bagi anak-anak dan orang dewasa di semua wilayah penugasan," kata Dansatgas Yonif 521/DY Letkol Inf Rahadyan Surya Murdata, ketika berbincang dengan ANTARA.
Satgas tersebut beranggotakan 500 prajurit yang dibagi di lima pos pengamanan di wilayah perdalaman Papua. Kehadiran Satgas TNI di perdalaman Papua membawa kesejukan dan kedamaian bagi masyarakat setempat.
Pola komsos yang dilakukan menitikberatkan kepada pendekatan emosional yang dibangun oleh prajurit TNI secara langsung dengan masyarakat di wilayah penugasan.
Komandan satgas memang menekankan agar para prajurit turun dan berbicara langsung dengan masyarakat setempat, sehingga terbangun kedekatan emosional
Pendekatan dengan model komsos itu dilakukan untuk memastikan bahwa pendekatan militeristik sudah tidak dilakukan lagi dalam menjaga situasi keamanan dan ketertiban di wilayah perdalaman Papua.
Pendekatan militeristik dinilai tidak efektif dalam "mengambil hati" masyarakat Papua. Sementara pendekatan komsos dinilai lebih efektif untuk membangun kemanunggalan TNI dengan rakyat. Lewa model pendekatan itu, prajurit sebagai perwakilan kehadiran negara dapat mendengar secara langsung keluhan dan keinginan masyarakat.
Dengan demikian, maka kemanunggalan TNI dapat terjalin dengan kuat, kemudian tumbuh rasa saling percaya dan saling menjaga antara TNI dengan rakyat, yang menjadi sumber kekuatan dalam memelihara keutuhan negara dan mempercepat pembangunan nasional.
Pendekatan itu dapat diwujudkan melalui berbagai kegiatan nyata, seperti program TNI Manunggal Membangun Desa atau TMMD, karya bakti, komsos serta partisipasi TNI dalam penanggulangan bencana dan pemeliharaan ketertiban.
Kehadiran Satgas TNI Yonif 521/DY mendapat sambutan hangat dari tokoh-tokoh masyarakat setempat. Lewat kehadiran prajurit TNI, maka program-program pemerintah dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, bahkan hingga ke tingkat paling bawah, yang selama ini mungkin terkendala oleh kondisi geografis dan keterbatasan infrastruktur.
Tokoh masyarakat di Distrik Bolakme, Kabupaten Jayawijaya, Tendiles Tabuni menyampaikan apresiasi kepada TNI Satgas Yonif 521/DY karena dapat membantu masyarakat dalam berbagai hal.
Mewakili perasaan masyarakat, dia menyampaikan terima kasih kepada negara dan bersyukur kepada Tuhan, karena prajurit TNI telah banyak membantu warga dalam berbagai bidang, seperti kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan lain-lain.
Kehadiran TNI di wilayah perdalaman Papua, bukan untuk menakuti masyarakat dan memberikan ancaman, tetapi justru membantu mereka dalam mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapi.
Kekurangan tenaga guru dan tenaga kesehatan (nakes) di wilayah perdalaman Papua dapat diatasi dengan hadirnya Satgas TNI yang bertugas di wilayah itu.
Prajurit TNI tidak hanya andal dalam strategi peperangan, tetapi juga dilengkapi dengan pengetahuan dalam memberikan ilmu pendidikan kepada pelajar maupun pemeriksaan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan.
Kepala Sekolah Dasar (SD) Koinonia di Kabupaten Jayawijaya Kamertin Giawa menyampaikan apresiasi atas perhatian dan kepedulian TNI terhadap dunia pendidikan.
Ia juga menyampaikan terima kasih karena siswa-siswanya mendapatkan pengalaman berharga, dengan belajar langsung dari prajurit TNI. Selain mendapat pelajaran terkait pengetahuan, para siswa juga dapat belajar dari prajurit TNI terkait dengan penanaman sikap disiplin.
Kehadiran TNI juga memberikan jaminan utama dalam percepatan pembangunan di Papua, khususnya Papua Pedalaman, yang memang memiliki keterbatasan dari semua aspek.
Apalagi, saat ini, Presiden RI Prabowo Subianto memberikan bantuan 2.200 unit rumah bagi warga di Provinsi Papua Pegunungan yang akan dibangun di delapan kabupaten, di antaranya di Jayawijaya, Lanny Jaya, Yahukimo, Mamberamo Tengah, Yalimo, Tolikara, Pegunungan Bintang, dan Kabupaten Nduga.
Wilayah Papua Pegunungan masih termasuk wilayah rawan gangguan kelompok kriminal bersenjata atau KKB. Oleh karena itu, kehadiran TNI, khususnya Satgas Yonif 521/DY, dapat memberikan kepastian bahwa seluruh program nasional maupun daerah, termasuk program pembangunan 2.200 unit rumah bagi masyarakat Papua Pegunungan, dapat terwujud dengan lancar.
Pemerintah Kabupaten Jayawijaya juga mengakui kehadiran TNI di wilayah Papua Pegunungan telah memberikan dampak besar bagi stabilisasi keamanan di daerah itu, sehingga program pembangunan dapat berjalan optimal.
Dengan kehadiran TNI, menurut Bupati Jayawijaya Atenius Murib, masyarakat merasakan persahabatan rakyat dengan prajurit, karena TNI memang berasal dari rakyat. Hadirnya pasukan TNI dapat membantu semua kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat.
TNI menjadi tembok kokoh dalam menjaga stabilisasi keamanan dan pertahanan, demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari gangguan kelompok-kelompok yang ingin memisahkan diri dari Indonesia di seluruh Nusantara, termasuk di Provinsi Papua Pegunungan.

