Jayapura (Antara) - Lebih dari 20 orang guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Jayapura, Provinsi Papua, mendatangi kantor wali kota, Senin, guna mempertanyakan dana sertifikasi yang belum dibayarkan.
Puluhan guru dari sejumlah SMP itu kemudian melakukan pertemuan dengan pejabat Dinas Pendidikan Kota Jayapura, di ruang rapat Wakil Wali Kota pada pukul 9.30 WIT.
Belasan guru diantaranya berasal dari SMP Paulus Abepura, Kota Jayapura, dan lainnya dari SMP Negeri 1 Abepura.
Di sela-sela pertemuan, Ida yang mengajar di SMP Paulus mengaku kedatangan mereka untuk mempertanyakan dana sertifikasi tahap pertama dan kedua yang hingga kini belum dibayar.
"Sebenarnya dana sudah ada dalam daftar sertifikasi namun pembayarannya yang belum dilakukan. Kami tidak tahu persoalannya apa makanya kami datang," katanya.
Menurut dia, tidak semua guru belum menerima dana sertifikasi, karena ada beberapa guru yang sudah menerima dana tersebut.
Mereka juga mempertanyakan mengapa guru yang mengajar di sekolah dengan jumlah siswa sedikit, lebih dahulu menerima, sementara mereka yang mengajar di sekolah dengan siswa yang cukup banyak belum dibayarkan.
Dia menyontohkan, di SMP Paulus Abepura, tempat ia mengajar, kurang lebih sekitar 12 guru yang belum menerima anggaran itu.
"Sekian banyak orang yang mengajar di sekolah kecil sudah cair, sementara kami yang sekolahnya besar dengan jumlah siswa cukup banyak belum cair," kata guru yang sudah mengabdi kurang lebih tujuh tahun di SMP Paulus itu.
Usai pertemuan, Kepala Bidang SMA/SMK Dinas Pendidikan Kota Jayapura Kliford Korwa menjelaskan, pemberian dana sertifikasi itu sebenarnya sudah berjalan baik dan kedatangan guru-guru itu dikarenakan kurangnya komunikasi antara guru dan dinas pendidikan.
"Semua dana sertifikasi sudah terproses dan diserahkan, contoh di SMP Negeri 1 Abepura yang mempermasalahkan mengapa dari sekian guru itu, tidak ada yang tersertifikasi," ujarnya.
Setelah dicek, lanjut dia, ternyata hanya empat orang guru yang belum tersertifikasi. Keempat orang guru itu ternyata hanya bermasalah di jam mengajar.
Dia menambahkan, semua guru di SMP rata-rata sudah mengikuti sertifikasi dan pembayaran sertifikasi sudah diterima.
"Jadi, intinya komunikasi yang kurang, tidak ada masalah, semua guru tersertifikasi," ujarnya. (*)