Jayapura (Antara Papua) - Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua (UP2KP) membantah pasien penderita hidrosefalus yakni Lidya Kogoya yang berdomisili di Kampung Sere, Sentani, Kabupaten Jayapura tidak ditangani oleh pemerintah.
"Terkait dengan pemberitaan di salah satu media massa lokal bahwa pasien hidrosefalus atas nama Lidya Kogoya tidak difasilitasi, kami dari Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua membantah pemberitaan itu dan mau mengklarifikasi pemberitaan tersebut," kata Kepala Bidang Rezpon Emergenzy UP2KP Darwin Rumbiak, di Jayapura, Selasa.
Menurut dia, UP2KP tengah berupaya menemui pihak keluarga dari anak Lidya Kogoya dan juga neneknya Lidya Kogoya untuk mengklarifikasi pemberitaan dari media massa lokal yang memberitakan bahwa tidak ada keterlibatan dari pemerintah untuk menangani pasien Lidya.
"Namun ada kekeliruan dan miskomunikasi, padahal yang sebenarnya adalah kami dari pihak pemerintah sudah bekerjasama, sudah mendorong sesuai dengan arahan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua dan beliau memberikan informasi serta saran kepada kami bahwa harus segera ditindaklanjuti," ujarnya pula.
Darwin menjelaskan, berdasarkan informasi dan arahan dari Kepala Dinas Kesehatan Papua sudah ditindaklanjuti dengan berupaya menemui Kepala Badan Keuangan Daerah Papua, dan tengah mengeluarkan rekomendasi untuk bertemu dengan pihak manajemen Rumah Sakit Jayapura, dalam hal ini pengelola Kartu Papua Sehat (KPS).
"Pengelola sudah memberikan sinyal bahwa anak Lidya Kogoya dan juga anak Aldris Pihahey yang juga menderita hidrosefalus, siap diberangkatkan ke Jakarta dengan tujuan Rumah Sakit Persahabatan Jakarta bukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusmo Jakarta," ujarnya lagi.
Darwin menegaskan, rujukan terhadap dua pasien itu sudah siap, kemungkinan dalam satu dua hari ke depan anak Aldris Pihahey akan diberangkatkan.
Sedangkan anak Lidya Kogoya, UP2KP masih menunggu konfirmasi dari pihak kelurga karena belum ada kesepakatan dari keluarga, baik dari kedua orang tua maupun dari sudara-saudara lainnya juga belum mengizinkan keberangkatannya.
"Jadi kami mau mengklarifikasi bahwa keterlambatan keberangkatan pasien Lidya Kogoya bukan dari pemerintah, tetapi dari pihak keluarga yang masih meminta waktu untuk berkomunikasi antara satu sama lain, sehingga keberangkatan rujukan masih tertunda," ujar dia.
Dia menambahkan, Pemerintah Papua dalam hal ini Dinas Kesehatan Papua dan UP2KP sudah memfasilitasi keberangkatan hingga rujukan keberangkatan sudah siap, rumah sakit yang dirujuk juga sudah siap menangani dan melayani pasien Lidya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Papua drg Aloysius Giyai membantah pemberitaan salah satu media massa lokal yang menyebut pasien hidrosefalus yakni Lidya Kogoya yang berdomisili di Sentani, tidak ditangani, karena sesungguhnya pasien tersebut sudah ditangani oleh pemerintah setempat. (*)
UP2KP bantah pasien hidrosefalus tak ditangani pemerintah
Terkait dengan pemberitaan di salah satu media massa lokal bahwa pasien hidrosefalus atas nama Lidya Kogoya tidak difasilitasi, kami dari Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua membantah pemberitaan itu dan mau mengklarifikasi pemberitaan terseb