Merauke (Antara Papua) - Pemerintah Kabupaten Merauke, Provinsi Papua tidak mau menutup lokalisasi sebagaimana dilakukan di daerah lain, agar para pekerja seks komersial (PSK) mudah diawasi.
"Kenapa kita perlu melokalisir, supaya terpusat, terfokus, daripada kita kasih hancur dan bubar kiri-kanan," kata Bupati Merauke Frederikus Gebze, di Merauke, Jumat.
Tindakan melokalisasi itu dilakukan, kata Bupati, sebab berkaca dari pengalaman pembongkaran beberapa tempat prostitusi di Tanah Air yang tidak menyelesaikan masalah melainkan menimbulkan persoalan baru.
"Sekarang menjadi problem, dampak sosialnya adalah anak sekolah, mahasiswa, ini memang harus ada lokalisir, terorganisir dan diawasi. Jadi lebih mudah," katanya.
Ia menjelaskan Kabupaten Merauke sempat berada pada urutan pertama jumlah penderia HIV/AIDS terbanyak di Provinsi Papua, namun hingga tahun 2016 sudah berada pada urutan ke lima.
"Di kabupaten Merauke, sampai dengan Juni ini penyakit menular seks itu turun peringkat lima. Ini prestasi yang baik," ujarnya. (*)
Berita Terkait
Kodam XVII/Cenderawasih gelar Persami Saka Wira Kartika Jayapura
Sabtu, 18 Mei 2024 14:36
KPU Papua: calon legislatif terpilih tiga kabupaten siap dilantik
Sabtu, 18 Mei 2024 14:34
Kapolresta Jayapura akui WN PNG selundupkan 2,7 Kg ganja ditangkap di Argapura
Sabtu, 18 Mei 2024 14:30
Kapolresta Jayapura: Residivis pemilik 4.582 pil koplo ditangkap di Waena
Jumat, 17 Mei 2024 20:56
Kepala Operasi Damai Cartenz 2024 lakukan supervisi ke Nduga
Jumat, 17 Mei 2024 20:54
Kapolresta: Guru pelaku rudapaksa lima pelajar di Holtekamp ditangkap
Jumat, 17 Mei 2024 18:43
BPJS Kesehatan sosialisasikan JKN bagi awak media Mimika
Jumat, 17 Mei 2024 18:40
BI libatkan 40 pelaku UMKM di Festival Cenderawasih 2024
Jumat, 17 Mei 2024 18:38