Jayapura (Antara Papua) - Dinas Kesehatan Provinsi Papua mengagendakan pembahasan strategi penanggulangan penyakit akibat gigitan nyamuk seperti zika, malaria, kaki gajah dan demam berdarah.
"Kami akan membahas tentang bagaimana strategi untuk melawan nyamuk sebagai vektor sebagai pembawa penyakit baik zika, demam berdarah, malaria dan filariasis atau kaki gajah," kata Kepala Bidang Pencegahan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Papua dr Aaron Rumainum di Jayapura, Jumat.
Empat penyakit yang disebarkan oleh nyamuk ini yang akan dibahas nanti oleh beberapa pihak yang nantinya diundang. Tiga penyakit di antaranya, yakni malaria, demam berdarah dan kaki gajah sudah banyak dialami oleh warga di Papua.
"Pembahasan itu akan mengarah kepada bagaimana strategi penanggulangan penyakit yang disebarkan oleh gigitan nyamuk," ujarnya.
Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua(UP2KP) akan diundang untuk membahas strategi penanggulangan tersebut.
"Bukan UP2KP saja tapi juga wartawan, program studi diploma tiga kesehatan lingkungan dari Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan di Jayapura, dan Fakultas Kesehatan Masyarakat di peminatan kesehatan lingkungan," ujarnya.
Menurut dia, Dinas Kesehatan Kota Jayapura dan juga Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Bidang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) biomedis Kementerian Kesehatan Papua serta Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Jayapura.
"Selain itu, kami juga akan melibatkan tenaga-tenaga ahli seperti epidemologi, surveilens etimologi disamping tenaga-tenaga bidan dan dokter dan juga perawat yang juga diundang," ujarnya.
Aaron menambahkan, pelibatan wartawan dan semua sektor yang diudang jelas banyak hal akan dicapai kedepan.
Melalui rapat koordinasi itu diharapkan ada pemahaman yang sama dan teknik yang juga sama untuk penanggulangan penyakit yang dibawa oleh nyamuk baik demam berdarah, malaria, penyakit kaki gajah, zika kemudian penyakit lainnya dari nyamuk.
"Ketika tim ini terbentuk ketika penyakit-penyakit itu muncul mungkin tim ini akan turun untuk melakukan penanganan," ujarnya. (*)
Berita Terkait
Ahli gizi: Program makan bergizi gratis bagus bagi anak di Papua
Jumat, 15 November 2024 22:13
37 satwa jenis burung dilindungi dilepaskan hutan Kuala Kencana
Jumat, 15 November 2024 22:11
Imigrasi Jayapura catat realisasi PNBP 2024 mencapai Rp6 miliar
Jumat, 15 November 2024 20:58
Gubernur Papua ingatkan ASN tak terlibat dalam kegiatan politik
Jumat, 15 November 2024 20:56
Pemkab Supiori salurkan 434 ton beras bansos warga OAP
Jumat, 15 November 2024 20:55
Pemkab Supiori salurkan dana Otsus Papua sebesar Rp62,5 miliar
Jumat, 15 November 2024 19:26
Tokoh adat harap seluruh masyarakat tetap jaga kamtibmas Papua
Jumat, 15 November 2024 19:07
Pemkab pastikan 2.560 warga ekonomi lemah di Jayapura peroleh JKN
Jumat, 15 November 2024 19:05