Merauke (Antara Papua) - Jajaran Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) XI/Merauke terus berupaya menyosialisasikan penggunaan alat tangkap ikan yang ramah lingkungan kepada nelayan di pesisir wilayah Selatan Papua.
"Kita kasih wawasan untuk kemaslahatan orang banyak agar tidak menangkap ikan dengan trol, racun, bom laut karena dengan menggunakan benda-benda itu tentu bukan ikan saja yang mati, biota lain juga akan mati, termasuk terumbu karang dan teripang," kata Wakil Komandna Lantamal XI Merauke Kolonel Laut (P) Benny Sukandari, di Merauke, Senin.
Ia mengatakan pihaknya juga intensif melakukan sosialisasi tentang kawasan-kawasan yang aman bagi nelayan untuk menangkap ikan.
"Kita sosialisasi di mana tempat menangkap ikan yang benar dan dengan cara apa yang diizinkan," katanya.
Selain sosialisasi, lanjut dia, jajarannya juga rutin melakukan pengawasan terhadap pelintas batas Indonesia dan Papua Nugini (PNG) yang menggunakan transportasi laut.
Hingga kini, lanjut Benny, masih ada pelintas batas yang rutin melintas antar dua negara karena hubungan kekeluargaan, dan untuk mempertahankan hubungan baik kedua negara, TNI Al memberikan toleransi bagi pelintas batas tersebut.
"Misalnya suku A ada yang tinggal di Merauke tetapi ada yang tinggal di PNG dan ini masih satu keluarga sehingga kita ada toleransi. Tetapi tentunya ada kaidah-kaidah yang harus diakui misalnya tidak boleh membawa barang-barang yang dilarang oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah seperti narkoba, senjata api dan minuman beralkohol," katanya.
Selain itu, kata Benny, pihaknya juga sering menyelenggarakan pengobatan katarak, operasi bibir sumbing dan sunatan massal secara gratis bagi warga yang membutuhkan.
"Selama kita mampu dan persediaan obat ada kita laksanakan kegiatan sosial itu," katanya. (*)