Merauke (Antara Papua) - Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) XI/Merauke di Papua membutuhkan tambahan pos keamanan di sejumlah daerah rawan guna menjaga teritorial Indonesia, selain untuk memberikan pertolongan apabila terjadi kecelakaan di laut.
"Ada rencana penambahan. Jadi paling tidak kita bukan hanya mengawasi kerawanan, tetapi kalau terjadi kecelakaan, angkatan laut bisa memberikan pertolongan pertama," kata Wadan Lantamal XI/Merauke, Kolonel Laut (P) Benny Sukandari di Merauke, Selasa.
Ia menjelaskan hingga kini jumlah pos TNI AL yang sudah ada baru tiga unit yang ditempati masing-masing sekitar 50 personel.
"Pos kita ada di Bade, Torasi dan Asmat. Kurangnya jumlah pos dan personel inikan tergantung tingkat kerawanan. Misalnya di wilayah pesisir Merauke ini tidak rawan, tidak perlu banyak-banyak pos," katanya.
Benny menambahkan maksimal jumlah pos di wilayah selatan Papua adalah 8-10 unit sebab sarana transportasi utama masyarakat di Merauke adalah air.
"Jadi kita harus punya pos-pos baik di daerah pesisir, muara sungai maupun di pulau-pulau terdepan," katanya.
Karena cuaca di perairan Merauke sulit diprediksi, kata Benny, tingkat kecelakaan di laut bisa terjadi kapan saja sehingga dengan adanya pos, masyarakat akan sangat terbantu.
Ia menambahkan personel AL yang ditugaskan di pos selalu memberikan pemahaman kepada nelayan tentang dampak buruk penggunaan bahan-bahan terlarang saat mencari ikan.
"Setelah kita gencar sosialisasi, sampai saat ini sudah berkurang penggunaan racun termasuk bom ikan karena ada kesadaran dari masyarakat," katanya.
Ia berpesan kepada nelayan Merauke untuk tidak menggunakan cara menangkap ikan yang menimbulkan dampak buruk di kemudian hari.
"Kalau mencari dengan cara instan tentu hasilnya juga banyak, tetapi tingkat habisnya komoditas juga cepat. Jadi sejatinya berapa sih keperluan kita, baik yang kita makan maupun yang akan kita jual," ajaknya. (*)