Timika (Antaranews Papua) - Jajaran Puskesmas Timika di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua kini mewaspadai semakin meningkatnya jumlah penderita kusta di wilayah itu dalam dua tahun terakhir.
Kepala Puskesmas Timika Maria Yosinta Rahangiar di Timika, Senin, mengatakan pada 2017 ditemukan sebanyak 27 kasus baru kusta di Puskemas Timika. Sedangkan pada 2016, ditemukan lebih dari 60 kasus kusta di wilayah itu.
"Kusta sebetulnya penyakit lama yang sudah langka tapi sekarang muncul kembali. Sama seperti kasus frambusia, filariasis (kaki gajah), kusta sekarang sudah mulai banyak di Timika sehingga perlu diwaspadai penularannya," kata Maria.
Menurut dia, kasus kusta di wilayah Puskesmas Timika terbanyak ditemukan di wilayah Kelurahan Koperapoka, terutama di kawasan Gorong-gorong.
"Tidak semuanya yang terkena itu masyarakat asli dari wilayah pesisir, karena juga ada warga pendatang non Papua. Petugas kami sering menemukan mereka, hanya saja mereka tidak mau datang berobat ke Puskesmas," ujar Maria.
Ia mengatakan temuan kasus kusta baru pada 2017 berdasarkan jumlah pasien yang datang memeriksakan diri di Puskesmas Timika. Sebagian lagi ditemukan oleh petugas saat melakukan kunjungan ke rumah-rumah pasien.
"Ada yang datang sendiri berobat ke Puskesmas, tapi petugas kami juga turun ke lapangan untuk menjemput bola," ujarnya.
Satu-satunya cara mengatasi penularan kasus kusta yaitu orang yang tertular harus mendapat pengobatan hingga tuntas.
Jika salah satu anggota keluarga positif tertular kusta maka anggota keluarga yang lain juga harus dilakukan pemeriksaan karena mereka juga potensial tertular.
"Penderita kusta harus meminum obat secara teratur sampai sembuh," kata Maria.
Selain di wilayah Puskesmas Timika, kasus kusta di Mimika juga ditemukan di wilayah Puskesmas Wania dan di sejumlah kampung di wilayah pesisir barat Mimika.
Di Papua, temuan kasus kusta terbanyak terdapat di Distrik Mumugu, Kabupaten Asmat.
Di Mumugu, pemerintah telah membangun sebuah pusat rehabilitasi kusta untuk merawat para pasien kusta hingga sembuh.
Pusat rehabilitasi kusta di Mumugu, Asmat itu bekerja sama dengan Keuskupan Agats Asmat yang dikelola oleh para suster dari biara Putri Reinha Rosari (PRR). (*)