Jayapura (Antaranews Papua) - Tokoh Papua Titus Pekey mengagendakan pameran massal noken (tas rajutan) di Taman Imbi, Kota Jayapura, pada 4 Desember 2018 sebagai bentuk peringatan warisan budaya dunia tak benda yang telah ditetapkan oleh UNESCO pada 4 Desember 2012.
Berbicara kepada Antara di Kota Jayapura, Senin, Titus Pekey yang sedang berdiskusi bersama Hari Suroto peneliti dari Balai Arkeologi Papua mengatakan bahwa pameran tersebut akan melibatkan mama-mama Papua sebagai pengrajin noken.
"Rencananya akan melibatkan kelompok-kelompok pengrajin noken yang ada di Kota Jayapura dan sekitarnya. Dan sore ini kami akan gelar rapat atau pertemuan untuk lebih mematangkan agenda pameran massal noken," katanya.
Selain memamerkan noken, kata Titus, mama-mama Papua yang tergabung dalam kelompok-kelompok pengrajin itu akan menunjukkan bagaiman merajut atau membuat noken.
"Hal ini juga kami masih diskusikan, apakah merajut noken secara massal atau secara bersama-sama merajut sebuah noken raksasa, tergantung dari hasil rapat nanti," katanya.
Lebih lanjut Titus mengemukakan bahwa pameran itu akan menghadirkan bentuk-bentuk noken di tujuh wilayah adat yang ada di tanah Papua, sehingga publik bisa tahu beragam atau bermacam bentuk noken yang telah diakui oleh dunia.
"Noken ini sudah mendapat pengakuan dari Unesco, salah satu badan budaya internasional dan ini merupakan pengakuan dan penghargaan tertinggi kepada orang Papua khususnya mama-mama Papua yang bercucur keringat membuat noken untuk menghidupi keluarganya," katanya.
Untuk itu, kata dia, pameran noken yang akan digelar itu nanti harus disambut baik oleh semua pemangku kepentingan di Papua tanpa memandang latar belakang pekerjaan dan pangkat.
Kita semua harus tahu bahwa orang Papua itu adalah anak noken. Mari kita lestarikan noken dengan menggunakannya apalagi ini sudah mendapat pengakuan dan penghargaan oleh lembaga dunia," katanya.
Titus mengaku bahwa kegiatan yang coba diinisiasinya itu belum mendapat sponsor atau bantuan dari pemangku kepentingan, baik dari BUMD, BUMN ataupun pemerintah melalui instansi terkait. "Hararapannya kegiatan ini mendapat sambutan yang hangat oleh semua kalangan di Papua," katanya.
Menyinggung soal Museum Noken yang terletak di belakang Museum Negeri Papua di Expo Waena, Kelurahan Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Titus mengaku prihatin.
"Museum noken belum diperhatikan oleh pihak terkait, sangat disayangkan sudah dibangun tetapi belum diisi dengan noken. Seharusnya instansi terkait seperti dinas pendidikan dan kebudayaan serta dinas pariwisata melihat hal ini," kata Titus dengan nada kesal.
Sementara itu, Hari Suroto berpendapat bahwa tradisi membuat noken sudah ada sejak masa prasejarah di Papua. Noken merupakan bentuk kearifan masyarakat Papua dalam beradaptasi dengan lingkungan sekitar mereka.
"Noken dibuat secara alami menggunakan bahan dari alam baik dari serat maupun pewarnaannya. Setiap daerah di Papua mempunyai ragam bentuk noken, termasuk bahan pembuatannya, ada yang dari daun pandan, kulit anggrek, kulit kayu dan lainnya, bahkan ada pemanisnya atau diberikan hiasan dari bulu burung," katanya.
Berita Terkait
Waka: Polda Papua kerahkan brimob membantu amankan Lanny Jaya
Kamis, 12 Desember 2024 22:10
Kabid Humas Polda: Anggota Polres Lanny Jaya dievakuasi ke RS Bhayangkara
Kamis, 12 Desember 2024 21:12
Pj Gubernur tetapkan UMP Papua Tengah menjadi Rp 4.285.848 pada 2025
Kamis, 12 Desember 2024 20:45
Balai BPOM Jayapura siap awasi ikan kaleng sebagai menu MBG
Kamis, 12 Desember 2024 20:44
BPBD Jayapura ingatkan warga waspada cuaca ekstrem jelang Natal 2024
Kamis, 12 Desember 2024 20:11
Dukcapil Jayapura meraih predikat tertinggi dalam layanan publik
Kamis, 12 Desember 2024 20:08
Ombudsman Papua beri penghargaan kepatuhan pelayanan publik pemerintah
Kamis, 12 Desember 2024 20:08
Disdikbud Biak sediakan pelayanan laporan kekerasan anak "Sagu Papeda"
Kamis, 12 Desember 2024 19:42