Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay mengapresiasi kinerja Perum LKBN ANTARA karena tak mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) membiayai operasional perusahaan.
Sebagai perusahaan kantor berita sebagai Badan Usaha Milik Negara, lanjut dia, ANTARA juga gunakan usahanya sendiri jalankan korporasi.
"Saya apresiasi ANTARA, sebab kenapa saya apresiasi, ANTARA nggak pakai APBN, dia pakai usahanya sendiri," kata Saleh rapat dengar pendapat dengan ANTARA di DPR, Jakarta, Senin.
Ia minta Perum LKBN ANTARA menjelaskan proyeksi ke depan terkait potensi pemasukan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Saleh mengusulkan agar lembaga penyiaran lainnya bisa cari pembiayaan secara mandiri dan tak andalkan APBN.
"Sehingga APBN dialokasikan porsi program makan bergizi gratis," katanya.
"Sehingga APBN dialokasikan porsi program makan bergizi gratis," katanya.
Sementara itu, Dirut Perum LKBN ANTARA Akhmad Munir menjelaskan, porsi pendapatan bersumber dari komersil sudah melebihi dari pendapatan PSO (public service obligation) berasal dari APBN.
"Jadi komersil kami sudah 63 persen, sementara PSO 34 persen," ujarnya.
Munir mengatakan ANTARA juga miliki anak perusahaan bernama ANTARA Electronic Trading Platform (ETP) baru berdiri dua tahun dan diproyeksi raup pendapatan Rp17,75 miliar pada 2025.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ketua Komisi VII DPR apresiasi LKBN ANTARA karena tak andalkan APBN