Jayapura (Antaranews Papua)- Dalam rangka peringatan hari Noken yang jatuh pada 4 Desember, Peneliti Balai Arkeologi Papua Hari Suroto mengatakan satatus Noken sebagai warisan dunia bisa dicabut.
Kepada Antara di Jayapura, Selasa, Hari Suroto menjelaskan dalam pertemuan antarpemilik warisan budaya tak benda UNESCO di Port Louis, Mauritius, 26 November 2018, dalam forum bertajuk Convention for The Safeguarding of The Intangible Cultural Heritage itu, Indonesia melaporkan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan terkait warisan budaya tak benda UNESCO selama dua tahun terakhir.
Ia mengatakan Aktifnya masyarakat dalam kegiatan pelestarian noken akan menguatkan posisi noken sebagai warisan budaya dunia.
Kegiatan masyarakat ini harus dilaporkan untuk melihat apakah noken atau tas rajutan khas Papua itu benar-benar masih hidup atau tidak. Kalau tidak ada kegiatan bisa dicabut itu statusnya.
"Masyarakat Papua masih aktif melestarikan budaya noken. Namun sejak noken diakui sebagai warisan budaya tak benda UNESCO enam tahun yang lalu, hingga saat ini museum noken di Waena masih mangkrak, belum difungsikan," ujarnya.
Salah satu program yang diminta oleh UNESCO dalam pelestarian noken adalah pembuatan museum noken. Museum ini selain sebagai tempat untuk memamerkan, menyimpan koleksi noken juga sebagai sarana edukasi tentang noken.
"Jika museum noken tidak difungsikan dan tidak ada kegiatan di museum tersebut maka dikhawatirkan status noken sebagai warisan budaya tak benda UNESCO akan dicabut," ujarnya.
UNESCO adalah Badan Perserikatan Bangsa Bangsa yang membidangi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
Pada 4 Desember 2012 Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Kebudayaan Wiendu Nuryantimengatakan pada jam 10.30 waktu Paris Noken diakui oleh UNESCO. Delegasi Republik Indonesia termasuk dari Papua juga hadir dan kita semua patut bersyukur dan bangga pada Papua
Noken diperjuangkan oleh Titus Pekei ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2012 itu hingga diakui sebagai warisan dunia tak benda di UNESCO.
Noken atau tas rajutan khas Papua akhirnya diakui sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Bergerak dalam Sidang UNESCO di Paris, Prancis, tanggal 4 Desember 2012.
Usulan noken sebagai warisan dunia sudah dilakukan sejak empat tahun terakhir dengan beberapa kali revisi dan pada 4 Desember nanti kami akan memperjuangkan di hadapan 26 anggota komite warisan dunia yang dihadiri wakil dari 189 negara.