Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat bibit siklon tropis dengan kode 93 S yang berada di Laut Banda di sekitar Maluku Tenggara Barat semakin menguat dan berpotensi menjadi siklon tropis dalam beberapa jam ke depan.
"Masyarakat terutama di wilayah yang berada di sekitar siklon tropis ini perlu mewaspadai dampaknya seperti cuaca ekstrem, banjir dan longsor," kata Deputi Meteorologi BMKG Mulyono Rahadi Prabowo dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu.
Dia menjelaskan, saat ini kecepatan angin maksimum di pusat bibit badai mencapai 30 knot dengan tekanan minimum hingga 1.000 hPa, dengan arah gerak ke Selatan-Barat Daya mendekati wilayah Timor Leste.
Bibit badai tersebut menimbulkan ancaman cuaca ekstrem di wilayah Indonesia Timur dan Timor leste, berupa hujan dengan intensitas sedang dan lebat.
Wilayah yang berpotensi cuaca ekstrem tersebut yaitu NTT bagian Timur dan Maluku bagian Selatan, serta Timor Leste.
Angin dengan kecepatan di atas 25 knot atau 48 km/jam berpeluang terjadi di NTT, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Maluku.
Sementara gelombang dengan ketinggian 1,25-2,50 meter berpeluang terjadi di Laut Banda bagian utara, Perairan Kepulauan Kei - Aru dan Laut Arafuru bagian timur.
Kondisi tersebut juga berdampak gelombang dengan ketinggian 2,50 - 4,0 meter berpeluang terjadi di Laut Banda bagian selatan.
Gelombang dengan ketinggian 4 - 6 meter juga berpeluang terjadi di Perairan Kepulauan Sermata - Leti - Kepulauan Babar - Tanimbar hingga Laut Timor.
Transportasi laut di sekitar daerah terdampak bibit badai diperkirakan akan terganggu, sehingga masyarakat diimbau untuk berhati-hati selain itu potensi hujan lebat yang timbul juga berpotensi menimbulkan dampak seperti banjir, tanah longsor dan banjir bandang.