Jayapura (ANTARA) - Para mahasiswa dari kampus Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) mengembangkan diri dengan membuka 'coffe shop' atau kedai kopi Bangku Taman.
Gaspar Bao Balabuana, dosen Teknik Lingkungan di Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan USTJ ditemui, mengatakan kedai kopi yang coba diinisiasi olehnya itu untuk memberikan contoh bagaimana mengembangkan diri untuk berjiwa wirausaha atau entrepreneur.
"Jadi, selain berkuliah saya ingin kenalkan dan ajak mahasiswa di kampus USTJ agar bagaimana bisa mandiri, bisa berkarya dengan beragam usaha, selain menyelesaikan kuliahnya," katanya.
Paling tidak, kata alumni Universitas Gajah Mada (UGM) ini, para mahasiswa bisa belajar dan mendapatkan ilmu baru dil uar dari bangku kuliahnya, sehingga nantinya mempunyai pengalaman selain kegiatan perkuliahan.
"Paling utama mereka bisa belajar bagaimana langsung bersentuhan dengan pasar atau konsumen. Inikan bisa mengenalkan mereka dengan dunia kerja, sebelum benar-benar bekerja dengan keahlian mereka," katanya.
Kedai Kopi Bangku Taman terletak di depan Laboratorium Mekanika Fluida gedung FTSP yang memanfaatkan lahan kosong dan rindangnya pohon beringin.
Mengenai menu dan harga dari Kedai Kopi Bangku Taman cukup bervariasi. Diantaranya ada menu Matahari Pagi racikan antara expresso dan brown sugar atau gula aren. Lalu, Momento, racikan americano dengan brown sugar, Batas Senja racikan kopi, susu dan brown sugar dan terakhir menu Mr Dinda yang racikannya dirahasiakan oleh pemilik kedai.
"Harganya sangat terjangkau, mulai dari Rp10 ribu hingga Rp25 ribu/cup. Saya ajarkan mereka bagaimana mengelola usaha kecil dan manajemen keuangan secara langsung, karena hasil dari kedai ini mereka langsung bisa terima," kata Gaspar.
Paulinus Osbabur, mahasiswa dari jurusan Teknik Sipil mengatakan lewat kedai kopi tersebut, ia bersama sejumlah mahasiswa lainnya diajarkan bagaimana mengembangkan diri.
"Dengan Kedai Kopi ini, kami diajarkan untuk kembangkan diri, mendapat ilmu baru dan bagaimana langsung bisa berinteraksi dengan dunia kerja yang sederhana tapi bisa memberikan tambahan penghasilan," kata mahasiswa asal Biak Numfor itu.
Menurut dia dengan usaha kedai kopi tersebut, merupakan salah satu bentuk usaha kecil yang bisa langsung diaplikasikan secara langsung apalagi pada 2020 nanti Papua menjadi tuan rumah PON XX.
"Harapannya kami bisa mendapatkan pengalaman, skill dari usaha kecil ini selain keahlian kami dibidang masing-masing. Kami ingin menyambut PON XX dengan kemampuan yang berbeda juga, bisa mengenalkan dan menjajakan kopi dari Papua," katanya diamini rekannya Agus mahasiswa jurusan Arsitek dan Noji mahasiswa jurusan Hubungan Internasional.
Sementara itu, Purek III USTJ Isak Rumbarar mengapresiasi cara berbeda yang coba dilakukan oleh mahasiswanya yang didukung oleh dosen setempat.
"Ini inspiratif. Usaha kreatif entepreneurship bagi mahasiswa. Kedai ini juga bisa jadi tempat diskusi antarsesama mahasiswa dan dosen. Apalagi kopi yang dijajakan ini asal Kurulu, Kabupaten Jayawijaya, ada efek saling menguntungkan dan mengenalkan hasil bumi Papua," katanya.