Jayapura (ANTARA) - Ketua Pengurus Wilayah Nadathul Ulama (PWNU) Provinsi Papua, Dr KH Toni VM Wanggai menilai rencana pelaksanaan pesta paduan suara gerejani (Pesparani) I Katolik tingkat Provinsi Papua sebagai bentuk keberagaman karena melibatkan agama lainnya.
"Pertama saya ucapkan selamat bekerja kepada panitia dan sukses dalam pelaksanaannya. Saya menilai bahwa Pesparani ini bentuk keberagaman di Papua ," katanya ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Papua, Rabu.
Menurut dia, berdasarkan informasi dari panitia penyelenggara bahwa Pesparani I Katolik yang dipusatkan di Kota Jayapura dalam acara pembukaannya akan menghadirkan kelompok Qasidah.
Sehingga hal itu akan menjadi sejarah dan tercatat dalam setiap sanubari warga di Bumi Cenderawasih dan bahkan di Indonesia pada umumnya, bahwa slogan Bhineka Tunggal Ika begitu mengakar dan menguat, karena kegiatan seni dan budaya tersebut melibatkan umat muslim.
"Sebagai umat mulsim dan ketua PWNU Provinsi Papua, tentunya kami sangat apresiasi pelaksanaan Pesparani I dan saya juga diundang untuk hadir dalam kegiatan tersebut," ujarnya.
Toni juga menilai bahwa Pesparani I Katolik sebagai contoh kegiatan kerukunan dan toleransi antarumat beragama di provinsi paling Timur Indonesia dan telah melukiskan bahwa slogan Papua Tanah Damai berjalan dengan baik dan aman.
"Pesparani ini sebagai contoh kerukunan antarumat beragama dan sikap toleransi yang baik, kita semua patut mendukung kelancaran kegiatan ini," katanya.
Pesparani I Katolik tingkat Provinsi Papua akan digelar selama beberapa hari, yakni 14 hingga 18 November 2019 di Kota Jayapura dengan menggunakan sejumlah tempat, diantaranya untuk acara pembukaan di Auditorium Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura.
Pesparani I Katolik dijadwalkan akan diikuti oleh 14 dari 29 kabupaten dan kota di Provinsi Papua dan diperkirakan sekitar 2.500 peserta yang akan hadir dan mengikuti 13 mata lomba kegiatan.