Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengubah format acara Forum Organisasi Penggerak dari format tatap muka menjadi forum daring yang disiarkan melalui media sosial karena mengantisipasi penyebaran virus corona (COVID-19).
"Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang timbul. Namun demikian kami tetap mengajak seluruh organisasi kemasyarakatan yang selama ini berkiprah nyata di bidang pendidikan, bergabung mewujudkan Sekolah Penggerak dan bergabung dalam Forum Organisasi Penggerak secara daring," ujar Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Supriano dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Keputusan itu diambil seiring dengan peningkatan jumlah pasien positif COVID-19 sekaligus melaksanakan anjuran protokol pemerintah mengenai perlunya menghindari kegiatan yang mengumpulkan banyak orang.
Pembatalan tersebut dilakukan secara mendadak pada Senin (9/3) petang dan membuat sejumlah guru kecewa karena terlanjur membeli tiket dan memesan kamar hotel.
Supriano menjelaskan dalam format secara daring, Forum Organisasi Penggerak akan dilakukan melalui "live streaming" kanal Youtube Kemendikbud. "Live streaming" akan dilaksanakan pada waktu yang sama, Selasa, mulai pukul 09.00-15.00 WIB. Tautan Youtube yang dapat diakses adalah: http://bit.ly/ForumOrganisasiPenggerak.
Seluruh pertanyaan terkait dengan program tetap dapat disampaikan secara daring dalam kegiatan tersebut, sedangkan informasi dan pertanyaan lebih lanjut dapat disampaikan melalui surel sekolah.penggerak@kemdikbud.go.id.
Program Organisasi Penggerak diharapkan membantu menginisiasi Sekolah Penggerak yang idealnya memiliki empat komponen, yakni kepala sekolah memahami proses pembelajaran siswa dan mampu mengembangkan kemampuan guru dalam mengajar, guru berpihak kepada anak dan mengajar sesuai tahap perkembangan siswa.
Selain itu, siswa menjadi senang belajar, berakhlak mulia, kritis, kreatif, dan kolaboratif (gotong royong), serta terwujudnya Komunitas Penggerak yang terdiri atas orang tua, tokoh, serta organisasi kemasyarakatan yang diharapkan dapat menyokong sekolah meningkatkan kualitas belajar siswa.
"Kemendikbud mendorong hadirnya ribuan Sekolah Penggerak yang akan menggerakkan sekolah lain di dalam ekosistemnya sehingga menjadi penggerak selanjutnya,” kata dia.
Supriano menjelaskan program Organisasi Penggerak melibatkan sejumlah organisasi kemasyarakatan dan relawan pendidikan dengan rekam jejak baik dalam implementasi program pelatihan guru dan kepala sekolah.
Berbagai model pelatihan yang terbukti efektif meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa diharapkan turut mendorong kualitas guru dan kepala sekolah.
Organisasi yang terpilih akan menyelenggarakan program rintisan peningkatan kualitas guru dan kepala sekolah di bidang literasi dan numerasi selama dua tahun ajaran, yaitu 2020 hingga 2022 pada jenjang PAUD, SD, dan SMP. Pada periode itu, program Organisasi Penggerak akan meningkatkan kompetensi 50.000 guru, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan di 5.000 PAUD, SD, dan SMP.