Jayapura (ANTARA) - Kalangan sopir angkutan rental yang beroperasi di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua mengaku kehilangan pendapatan karena dampak adanya penutupan sementara aktivitas angkutan penumpang di Bandar Udara Sentani mulai Kamis 26 Maret hingga 9 April 2020.
"Kita mau bayar keperluan pribadi, mau beli kebutuhan keluarga sudah susah kasihan, teman-teman rental semua mengeluh dengan penutupan sementara Bandara Sentani," kata Ari, salah satu sopir rental Bandara Sentani ketika dikonfirmasi dari Jayapura, Kamis.
Dia mengatakan, apapun yang dibuat pemerintah sebagai warga tidak bisa melawan kebijakan yang sudah dibuat.
Menurut dia, kalau bisa penutupan Bandara tidak terlalu lama berkisar satu minggu.
"Tetapi sudah ada kebijakan dari pemerintah seperti itu jadi saya harus ikuti.Masalahnya kami kredit mobil rental yang kami bawa untuk mengakut penumpang dari Bandara. Pembayaran kredit mobil itu setiap bulan harus dibayar ke bos pemilik mobil," katanya.
Dia mengaku, pembayaran kredit mobil rental yang dipakai di Bandar Udara Sentani itu Rp6 juta per bulan.
"Pembayaran kredit mobil rental ini per bulan Rp6 juta,"katanya.
Sementara, tambah dia, pengasilan bersih setiap harinya berkisar Rp600 ribu. Penghasilan itu dibagi, sebagian disimpan untuk pembayaran kredit mobil per bulan, dan sebagian lagi untuk kebutuhan keluarga sehari-hari,"katanya.
Hal serupa juga disampaikan Udin, sopir rental lainnya. Menurutnya, penutupan aktivitas Bandara ini membuat mereka kesulitan mendapatkan pekerjaan.
"Jadi, kalau penutupan Bandara seperti begini kami semua pusing. Tidak tau mau cari kerja dimana lagi," ujarnya.
Pada Rabu (25/3), pejabat sementara GM Bandara Sentani Anthonius Praptono mengatakan Otoritas Bandara Sentani, Papua, menutup sementara aktivitas angkutan penumpang mulai Kamis (26/3) hingga 9 April 2020 sebagai upaya pencegahan wabah COVID-19.