Washington (ANTARA) - Penyanyi rap Kanye West menggelar kampanye pertamanya sebagai calon presiden dengan mengoceh soal aborsi yang ia tentang, berdebat dengan orang-orang yang hadir, dan, pada satu titik, tangisnya pecah.
West, 43, belakangan ini membuat kalangan pemilih bingung apakah ia menjalankan kampanye atas niat yang jujur atau sekedar aksi publisitas untuk mendongkrak penjualan album dan pernak-pernik dagangannya.
West menyampaikan komentar yang bertele-tele selama acara kampanye yang berlangsung di Charleston, South Carolina, tempat pernikahan dan tempat konferensi.
Dalam sambutannya yang berlangsung lebih dari satu jam, ia mengecam aborsi.
Penyanyi rap itu juga mengeluarkan sumpah serapah, meminta hadirin secara acak untuk berbicara, dan kadang-kadang tampak mengajukan usulan-usulan soal kebijakan yang sedang berjalan.
Acara, yang disiarkan secara langsung di YouTube dan ditayangkan di stasiun televisi lokal itu, dan tidak banyak menjelaskan apakah West benar-benar berusaha memenangi kursi kepresidenan.
Kampanye yang ia luncurkan melalui cuitan 4 Juli telah lewat dari tenggat untuk tampil pada pemungutan suara di beberapa negara bagian utama.
West muncul di panggung dengan cukuran rambut membentuk angka "2020" di belakang kepalanya. Ia mengenakan rompi bergaya militer.
Menurut West, aborsi perlu dilegalkan namun harus didorong untuk dihindari.
Ia menyatakan bahwa, sebagai presiden, ia akan membuat kebijakan untuk menyediakan uang satu juta dolar (sekitar Rp14,6 miliar) atau "sesuatu untuk keluarga yang bersangkutan" bagi siapa pun yang melahirkan anak.
West beberapa kali mengutip Injil dan ajaran Kristen. Pada satu titik, tangisnya pecah ketika menggambarkan bagaimana ia hampir digugurkan dari kandungan oleh orang tuanya.
"Satu-satunya hal yang bisa membebaskan kita adalah dengan mengikuti aturan yang diberikan kepada kita di tanah harapan," katanya.
"Aborsi harus dilegalkan karena apa? Bagaimanapun hukum dibuat bukan oleh Tuhan, jadi buat apa legalitas?"
Acara kampanye itu berlangsung dengan beberapa kemiripan pada kampanye biasanya yang digelar oleh para kandidat. Tidak ada mikrofon yang disediakan untuk orang-orang yang hadir. Jadi, West beberapa kali meminta hadirin untuk tidak mengeluarkan suara agar orang-orang yang ia tunjuk bisa terdengar ketika berbicara.
Sumber: Reuters