Jayapura (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan impor Papua pada Juli 2020 tercatat senilai 16,82 juta dolar AS atau menurun 3,62 persen bila dibandingkan dengan Juni 2020 yang senilai 17,45 juta dolar AS.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Papua Bambang Wahyu Ponco Aji di Jayapura, Jumat, mengatakan impor Papua pada Juli 2020 tercatat senilai 16,82 juta dolar AS yang terdiri dari impor migas senilai 5,89 juta dolar AS dan impor nonmigas senilai 10,93 juta dolar AS.
"Dibandingkan Juni 2020, nilai impor Papua mengalami penurunan sebesar 3,62 persen yang dipengaruhi oleh impor nonmigas yang mengalami penurunan sebesar 7,47 persen (turun 0,88 juta dolar AS)," katanya.
Menurut Bambang, komoditi nonmigas yang
memiliki nilai impor terbesar berasal dari golongan Barang-barang dari besi dan baja (HS73) yang memiliki nilai 2,81 juta dolar AS atau sebesar 25,74 persen dari total nilai impor komoditi nonmigas.
"Total impor kumulatif Papua pada periode Januari-Juli 2020 senilai 110,58 juta dolar AS atau menurun 44,04 persen bila dibandingkan total impor kumulatif pada periode Januari-Juli 2019 yang senilai 197,6 juta dolar AS di mana nilai impor kumulatif migas Januari-Juli 2020 senilai 38,51 juta dolar AS," ujarnya.
Dia menjelaskan sementara itu, nilai impor kumulatif nonmigas Papua senilai 72,07 juta dolar AS pada periode Januari-Juli 2020.
"Impor 10 golongan nonmigas utama pada Juli 2020 tercatat senilai 7,57 juta dolar AS atau
meningkat 2,42 persen bila dibandingkan Juni 2020 yang sebesar 7,4 juta dolar AS," katanya lagi.
Dia menambahkan golongan barang nonmigas utama yang mengalami peningkatan nilai impor terbesar adalah golongan mesin/peralatan listrik (HS85) sebesar 0,37 juta dolar AS, barang-barang dari besi dan baja (HS73)
sebesar 0,23 juta dolar AS, serta plastik dan barang dari plastik (HS39) sebesar 0,17 juta dolar AS.
"Nilai impor golongan nonmigas lainnya mengalami penurunan sebesar 24,03 persen yaitu dari 4,41 juta dolar AS menjadi 3,35 juta dolar AS, impor golongan nonmigas lainnya yang terbesar berasal dari golongan bahan peledak (HS36) senilai 1,24 juta dolar AS," ujarnya lagi.
Berita Terkait
Pemprov Papua pantau perkembangan harga cabai menjaga inflasi
Sabtu, 4 Mei 2024 2:00
Pj Gubernur Papua: Pendataan Podes dan K3 dorong pembangunan desa mandiri
Kamis, 2 Mei 2024 19:57
BPS Mimika canangkan zona integritas menuju WBK dan WBBM
Kamis, 2 Mei 2024 17:35
Pemkab Biak bersama BPS lakukan pengawasan harga bahan pokok
Sabtu, 13 April 2024 12:31
Pemprov Papua menjajaki daerah surplus bawang putih
Rabu, 3 April 2024 17:33
BPS catat Papua alami deflasi 0,73 persen di Februari 2024
Sabtu, 2 Maret 2024 8:02
BPS Papua harap kabupaten/kota melapor perubahan harga tepat waktu
Rabu, 28 Februari 2024 9:38
Pemkab Jayapura harap warga budi daya cabai mencegah inflasi
Rabu, 28 Februari 2024 3:36