Jakarta (ANTARA) - Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) masih mempertimbangkan rencananya menggelar turnamen simulasi berformart Piala Sudirman menyusul pengumuman mundurnya jadwal turnamen world tour seri Asia.
Pasalnya, menurut Sekretaris Jenderal PBSI Achmad Budiharto, tidak akan ada lagi turnamen yang digelar di sisa tahun 2020. Dengan begitu, simulasi kemungkinan bakal dibutuhkan demi menjaga para atlet agar tetap kompetitif.
“PBSI akan mengkaji ulang wacana simulasi Piala Sudirman yang pernah diumumkan sebelumnya,” tutur Budiharto dalam keterangan resminya, Minggu.
“Tim Pembinaan dan Prestasi akan berdiskusi kembali bersama tim pelatih untuk menyusun program mengembalikan performa atlet jelang tahun 2021 dan mempertimbangkan pengalaman selama ini bahwa latihan saja tidak cukup, atmosfer pertandingan tetap dibutuhkan oleh atlet."
Namun bagaimanapun, situasi saat simulasi, menurutnya, tetap akan sangat berbeda dengan pertandingan resmi ketika atlet serius berkompetisi sekuat tenaga untuk mengalahkan lawannya.
Pihaknya masih menunggu hasil kajian bidang pembinaan dan prestasi dan pelatih masing-masing sektoral guna memutuskan apakah masih perlu atau tidak turnamen internal ini digelar.
Jika simulasi Piala Sudirman digelar, maka itu akan menjadi turnamen simulasi ketiga kalinya bagi PBSI setelah home tournament perorangan pada Juni dan Piala Thomas dan Uber pada September.
Semula, para atlet Indonesia berencana untuk mulai turun bertanding pada turnamen seri Asia yang rencananya digelar di Thailand pada November mendatang setelah memutuskan tak ikut serta pada kejuaraan BWF World Tour seri Eropa, Denmark Open.
Berdasarkan revisi jadwal baru yang dirilis Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) pada Agustus, setidaknya ada tiga turnamen yang bakal digelar di Asia, yakni Asia Open I dan Asia Open II yang merupakan BWF World Tour Super 1000, serta BWF World Finals 2020.
Namun, Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) telah mengumumkan penyelenggaraan turnamen seri Asia diputuskan diundur ke Januari tahun depan.