Jayapura (ANTARA) - Direktorat Binmas Polda Papua menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertempat di hotel Horison Kotaraja
Direktorat Binmas Polda Papua bersama Stakeholder dengan tema "Dampak Pandemi COVID- 19 terhadap tatanan sosial di Papua".
Ikut menyaksikan Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal, Wadir Binmas Polda Papua AKBP M. Yamin Dian Priyono, Waaster Kodam XVII/Cendrawasih Letkol INF. Lambert Jerry Mailoa.
Dir Binmas Polda Papua Kombes Pol Aris Purbaya dalam kesempatannya mengajak kepada seluruh peserta sekalian untuk senantiasa mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkah, rahmat dan karunia-nya.
Sehingga pada hari ini kita dapat hadir di tempat ini untuk mengikuti focus group discussion tahun 2020 dengan tema dampak pandemi COVID-19 terhadap tatanan sosial di Papua.
COVID-19 menjadi realitas penyakit yang mengubah struktur sosial masyarakat perilaku sosial berubah begitupun kohesi sosial cara kebiasaan tata kelakuan dan adat istiadat turut beradaptasi.
Upaya menghadapi pandemi COVID-19 sudah dilakukan yang menjadi pertanyaan adalah sampai kapan masyarakat dengan berbagai sektor kehidupannya harus hidup dalam masa ketidakpastian, ketidaknyamanan dan ketidakamanan dari situasi pandemic mengingat saat ini pun belum ditemukan vaksin atau obat untuk penyembuhan para korban yang terinfeksi COVID-19.
Bahkan para ahli kesehatan memprediksi pandemi COVID-19 masih akan berlangsung hingga tahun kedepan menjawab situasi dan kondisi yang terjadi maka tatanan kehidupan normal baru atau nilai normal menjadi alternatif strategi.
Tatanan yang normal merupakan transformasi perilaku hidup di masyarakat untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan menerapkan protokol kesehatan sampai ditemukannya vaksin yang dapat menyembuhkan para korban yang terinfeksi COVID 19. orang
Terlepas dari perdebatan istilah tatanan yang normal secara sosiologis sama dengan istilah adaptasi hidup darurat pandemi normal dimaksudkan agar berbagai sektor kehidupan yang tadinya tersendat bahkan berhenti dapat sedikit bergerak kembali.
Dengan kata lain adaptasi hidup darurat penemu sebagai upaya meredam laju tingkat kerentanan sosial di masyarakat yang tidak menentu.
Kerentanan sosial menjadikan posisi ketahanan masyarakat mengalami guncangan akibat pandemi COVID-19 ketahanan masyarakat.
Berkaitan dengan kemampuan dari masyarakat untuk dapat menggunakan sumber daya yang tersedia seperti teknologi makanan pekerjaan dan rasa aman nyaman dalam memenuhi kebutuhan dasar dan menjalankan fungsi sosialnya.
Namun kondisi saat ini justru menjadikan ketahanan masyarakat mengalami kerontokan sosial membuat produktivitas menurun mata pencarian terganggu dan munculnya gangguan kecemasan sosial di masyarakat.
Jika skenario new normal menjadi pilihan sambil menunggu vaksin COVID-19 ditemukan, maka kolaborasi dari semua pihak menjadi syarat wajib.
"Tidak hanya pemerintah tetapi masyarakat pun harus menjalankan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan jika tidak ada kolaborasi, kasus terinfeksi covid 19 akan semakin parah peningkatan ekspor yang diprediksi oleh para ahli kesehatan.
"Saya ingin menyampaikan bahwa kegiatan focus group discussion ini yang merupakan bagian dari bentuk kolaborasi untuk menentukan langkah bijak yang harus dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat agar situasi menjadi lebih baik,"ujarnya.
Selanjutnya Focus Group Discussion (FGD) dibuka secara resmi Dir Binmas Polda Papua Kombes Pol. Aris Purbaya, S.IK yang ditandai dengan penabuhan tifa.
Akademisi Dosen Universitas Yapis Papua) Entar Sutisna dalam kesempatanya mengatakan tentang pandemi COVID-19 dan tatanan sosial masyarakat, awal tahun 2020 dunia (Indonesia) diguncang oleh suatu penyakit mematikan yang disebabkan COVID- 19.
Menurut Ketua WHO Tedros Adhanom Gebreyesus dalam suatu pertemuan di Jenewa dimana Covid - 19 merupakan singkatan dari Co (Corona), Vi (Virus), D (Disease) yang artinya penyakit sedangkan 19 adalah tahun penemuannya di Kota Wuhan, Cina pada 31 Desember 2019.
Upaya pemerintah melalui peraturan dan kebijakan sangat berpengaruh terhadap segala sektor, termasuk perekonomian dan kehidupan sosial dalam masyarakat. Bahwa covid - 19 sangat memoengaruhi kehidupan sosial masyarakat dimana timbulnya rasa curiga dan kehilangan rasa kepercayaan serta rasa toleransi.
Sebelum adanya COVID - 19 ini masih adanya gotong royong dengan mengumpulkan warga kampung namun wabah virus corona membuat kegiatan tersebut tidak ada lagi karena timbul rasa curiga, hilangnya kepercayaan, rasa takut pada keramaian dan perkumpulan keramaian.
Enggan berjabat tangan saat ini mengharuskan kita untuk menghindari berjabat tangan dan harus menjaga jarak kurang lebih 2 meter.
Deputi Kepala KPW Bank Indonesi Provinsi Papua Darmawan Tohap B.Hutabarat, dalam kesempatanya menyampaikan tentang perkembangan perekonomian Papua "Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Papua di Masa Pandemi".
Penyebaran kasus COVID-19 di dunia terus mengalami peningkatan hingga 3 November 2020, total kasus covid-19 secara global tercatat sebesar 46,84 juta kasus dengan 1,2 juta kasus kematian namun demikian penambahan kasus ini diikuti dengan penurunan tingkat kematian dengan nilai 2,57% secara global.
Disisi lain mobilitas masyarakat sepanjang triwulan tiga secara umum mengalami perbaikan dibandingkan triwulan II 2020, hal ini tercermin dari data Google mobility repot khususnya pada sekitar pusat perdagangan dan rekreasi serta sarana transportasi umum.
Namun demikian beberapa negara terlihat meningkatkan pembatasan transportasi umum pada Oktober 2020.
Secara umum mengalami perbaikan dibandingkan triwulan dua tahun 2020 hal ini tercermin dari data mobilitas pusat perdagangan dan rekreasi mengalami perbaikan dan mobilitas transportasi umum masih jauh dari COVID-19.
Kepala Dinas Perindagkop Provinsi Papua Omah Laduani Ladamai menyampaikan kebijakan pencegahan pengendalian dan penanggulangan COVID- 19 dipemerintahan provinsi Papua yaitu work from home, sosial distancing dan physical distancing, membatasi waktu buka pasar,kios,toko,mall,toserba dan sejenisnya pada pukul 06.00 sampai dengan 14.00 WIT.
Serta menutup semua jenis wisata dan hiburan, penutupan penerbangan dan pelayaran kapal penumpang di pintu- pintu masuk wilayah Papua, bandar udara, Pelabuhan dan Pos Lintas Batas Darat Negara (PLBN).
Pandemi COVID-19 memiliki dampak yang signifikan bagi pelemahan kinerja ekonomi Papua Bank Indonesia Papua memproyeksikan Papua akan mengalami pelemahan kinerja ekonomi mencapai Rp. 5.105 T pada tahun 2020 yang sebagian besar akan terjadi pada triwulan II 2020 dari total dampak tersebut 20,39 persen atau Rp. 1,57 T merupakan dampak langsung dari penutupan akses.
Akibat kemahalan harga sehingga tingginya disparitas harga antar wilayah produksi di luar Papua dengan Papua termasuk juga disparitas harga internal di Papua yang sangat tinggi.
Mekanisme pasar persaingan tidak sempurna akibat pasar yang sifatnya monopoli dan Oligopoli bahkan mengarah kepada kartel, lemahnya sinergitas dari hulu ke hilir akhirnya memberikan beban kepada masyarakat sebagai konsumen, harga eceran tertinggi (HET) yang belum ada.
"Sistem distribusi transportasi dan pusat logistik belum maksimal sehingga pemerintahan mendorong adanya subsidi barang yang keluar Papua, ketergantungan pangan dari sembilan bahan pokok dari luar Papua hampir 80 persen kebutuhan pangan dan sembilan bahan pokok di Papua dipasok dari Surabaya, Makassar dan Bitung.
Wadir Binmas Polda Papua AKBP M. Yamin Dian P mengatakan, untuk meningkatkan imunitas dan menjaga diri selama masa Pandemi COVID- 19.
Dampak dari COVID-19 yang terjadi pada ekonomi masyarakat yang paling berpangaruh terhadap para UKM.
Upayah TNI-Polri yang selama ini telah melaksanakan kegiatan sosialisasi namun semua kembali pada masyarakat, dimedia sudah diinformasikan bahwa pasien terus bertambah namun pemikiran masyarakat kita yang sedikit keras sehingga itu harus dimulai dari diri sendiri.
Dengan pengalaman yang ada tetap waspada dan menjaga kesehatan diri, tidak usah termakan informasi yang belum tentu kebenaran dan kembali kepada Tuhan atas kuasanya dikarenakan bukan hanya kita saja yang menghadapi virus ini.
Kegiatan diakhiri dengan penyerahan bantuan secara simbolis Dir Binmas Polda Papua Kombes Pol Aris Purbaya didampingi Waaster Kodam XVII/Cendrawasih Letkol Inf. Lambert Jerry Mailoa kepada perwakilan warga terdampak COVID– 19.