Sentani (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, terus memberikan pendampingan dalam penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di daerah tersebut.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Jayapura Miryam Saumilena di Sentani, Rabu, mengatakan hingga kini pihaknya terus melakukan pendampingan terhadap kasus kekerasan anak dan perempuan di kabupaten setempat.
Menurut dia, pendampingan yang dilakukan sampai ke Kepolisian Rsort (Polres) Jayapura, kejaksaan sampai ke tingkat pengadilan. Secara menyeluruh pada tahun sebelumnya, yakni 2019 pihaknya mendampingi 35 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Dari 35 kasus itu, menurut dia, kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), ada lima kasus terjadi karena minuman keras dan kecemburuan sosial, bukan karena masalah ekonomi. Dari lima kasus itu ada kasus pelecehan seksual terhadap anak dan itu ditindaklanjuti, pelakunya ditahan.
Sebelumnya pada 2020, kata dia, kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan menurun menjadi 23 kasus. Dari 23 kasus itu, tiga kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) itu terjadi karena minuman keras dan perselingkuhan.
Kekerasan terhadap perempuan dan anak itu terjadi bukan hanya karena minuman keras tetapi terjadi karena kasus pelecehan dan kasus perselingkuhan.
"Kami juga sudah membuat suatu kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Jayapura, Polres Jayapura, Jaksa dan juga pengadilan untuk penyelesaian tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak," katanya.
Tak hanya itu, kata dia, pihaknya juga menjalin kerja sama dengan mitra yakni UNICEF, UNDP, USAID dan juga Yayasan Wahana Visi Indonesia (WVI).
Pada tahun ini, pihaknya juga akan menjalin kerjasama dengan Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (Puspa) Anggrek Hitam Papua.
Menurut dia, kerja sama dengan Puspa Anggrek Puspa terkait bagimana penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak, juga minuman keras (miras). Tetapi bukan hanya disitu saja, tapi juga di bidang pengembangan ekonomi, pendidikan, dan juga di bidang budaya.
"Di bidang budaya ini penting, anak-anak itu harus tau apa itu budaya dia. Dari kecil itu harus diajar supaya besar dan merantau sampai kemanapun dia bisa tau budayanya, karena budaya itu mengikat antara keluarga, mengikat antara kampung, dan juga wilayah, anak itu harus tau, budaya saya itu bagaimana," tambah dia.
Berita Terkait
Pemkab Jayapura dorong kesejahteraan OAP melalui dana otsus Papua
Jumat, 15 Maret 2024 20:48
Pemkab Jayapura siapkan Rp100 juta untuk putra-putri budaya Papua
Senin, 23 Oktober 2023 16:57
DP3A harap sekolah harus bijak menyikapi permasalahan siswa
Sabtu, 16 September 2023 14:59
DP3A: Kampung Yoboi-Asei Besar contoh kampung ramah perempuan dan peduli anak
Senin, 21 Agustus 2023 15:16
DP3A Kabupaten Jayapura dorong rumah aman untuk anak dan perempuan
Rabu, 25 November 2020 18:29
Kejari Jayapura eksekusi kasus pidana pemilu 2024 ke Lapas Abepura
Jumat, 26 April 2024 19:57
BPBD Jayapura imbau warga bersinergi untuk siaga bencana
Jumat, 26 April 2024 18:43
Pemkab Jayapura: Penerimaan DPRK jalur adat Otsus tunggu peraturan gubernur
Jumat, 26 April 2024 18:28